Thursday, July 18, 2013

[Dokumentasi Upacara Dharma Maha Guru Lian Sheng] Buddha memerlukan Dharmapala melindungi Saddharma

【盧勝彥尊者法會新聞】對於斷人慧命者,行者當發揮鐵腕力量。聖者雖證無生忍,佛陀旁亦需有金剛力士護佛護教!

【Berita Upacara Dharma Dharmaraja Sheng-Yen Lu】Terhadap pihak yang memutuskan jiwa kebijaksanaan, sadhaka hendaklah mengembangkan kekuatan ketegasan. Seorang Arya walaupun mencapai kondisi Anuttpatika-dharma-ksanti, namun Buddha memerlukan Dharmapala melindungi Saddharma!

(Liputan oleh Lianhua Hui Jun) Tanggal 30 Juni 2013, Mulacarya Dharmaraja Lian Sheng pada upacara Dharma bertempat di Vihara Vajragarbha Seattle, memenuhi undangan telah memimpin Sadhana bersama Yidam Ksitigarbha Bodhisattva. Pada sesi perkenalan di upacara Dharma tersebut, umat yang datang dari kota Calgary - Canada secara khusus berdiri dari tempat duduk mengucapkan rasa terimakasih sebesar-besarnya kepada Mulacarya terhadap peristiwa bencana banjir bandang tanggal 21 Juni, para umat oleh karena daya berkat Satya Buddha-lah sehingga bisa melewati bencana tersebut dengan aman sentosa.

Usai Sadhana bersama Mulacarya secara khusus melimpahkan jasa : Memohon Ksitigarbha Bodhisattva dengan pancaran sinar terang mutiara memancari segenap makhluk luas sehingga meredamkan bencana, menambah kebijaksanaan, menyeberangkan makhluk alam bardo, beserta segala permohonan terkabulkan. Sebelum memulai sesi Dharmadesana, pembawa acara mengumumkan kegiatan “Sehati dengan Buddha” menjapakan mantra hati Buddha Amitayus telah mencapai lebih dari 109.237.000 juta kali. Seketika pula tepuk tangan meriah membahana, sungguh berterimakasih kepada seluruh umat yang telah turut menjapakan, beserta permohonan agar Mulacarya senantiasa menetap di dunia, usia panjang sehat sentosa, senantiasa memutar roda Dharma.

Mengenai perkenalan sosok adinata Sadhana pada kali ini, Yang Arya Dharmaraja Lian Sheng membabarkan : “Maha Guru dan Ksitigarbha Bodhisattva mempunyai pertalian jodoh yang erat, semasa saya menitis ke alam fana, Ia mengutus Raja Setan untuk datang membantu, oleh karenanyalah di belakang ibu jari tangan kanan saya ternampak raut wajah Raja Setan, hanya hadir ketika saat berbahaya. Ksitigarbha Bodhisattva juga menjelma menjadi Thubten Ksiti Rinpoche, sekarang ia berusia 9 tahun dengan paras muka yang sangat sempurna. Ketika sedang mengandungnya, ibundanya telah menyaksikan sendiri Ksitigarbha Bodhisattva memasuki rahimnya sehingga lahirlah dia. Ia seringkali mengingatkan orang tuanya untuk bersadhana, kelak di masa depan dia harus mempelajari 5 jenis pengetahuan cemerlang (pengetahuan karma, pengetahuan irama, pengetahuan internal batin, pengetahuan keterampilan, pengetahuan pengobatan). Maha Guru melihat paras mukanya sangatlah baik, ia juga bisa melihat karma tiga kehidupan. Saya menanyakan sambil memegang foto, dia pun bisa menjawab satu-persatu. Dia nantinya akan menghadiri upacara Dharma transmisi Sadhana Pindola Bharadvaja di Seattle. Hari ini secara khusus saya menyebut nama agung Guru Silsilah Acarya Thubten Dhargye, disebabkan ketika kita semua menjapakan mantra Catur Sarana, Beliau secara khusus telah menampakkan diriNya. Saya menyebut nama Guru saya mencerminkan saya sepenuh hati menjunjung tinggi Beliau dan mengingati Beliau dengan mendalam. Terima kasih kepada Acarya Thubten Dhargye yang telah memberikan benda pemercayaan silsilah kepada saya.”
 
Kemudian Mulacarya meneruskan pengajaran Guru Silsilah Terutama pada “Sadhana 9 Tingkat Dzogchen” (Red : dzogchen = kesempurnaan agung), Maha Guru membabarkan : “Guru silsilah ketiga di alam duniawi adalah Sri Simha, legenda umumnya mengatakan beliau berada di Daratan Timur, tapi ada yang mengatakan di India. Sebenarnya beliau memiliki nama orang Han (Tiongkok) : Song Hui Shou. Lahir di provinsi Gansu, penduduk dinasti Xia Barat, sedari kecil sangat pintar, rajin dan menggemari Buddha Dharma, menguasai 5 jenis pengetahuan cemerlang. Suatu hari di Jalan Sutera wilayah Gansu, di daerah Afghanistan beliau telah menyaksikan penjelmaan Bodhisattva Avalokitesvara. Yang memberikan petunjuk agar segera mencari Guru Sesepuh “Manjushrimitra” (妙吉祥友) untuk mempelajari Sadhana 9 Tingkat Dzogchen. Akan tetapi di masa-masa awal beliau hanya memahami Dharma Buddha yang umum, hanya berpikiran mempelajari Tantra Luar, Tantra Dalam. . . , kemudian tibalah di Gunung Wu-Tai. Tempat pertama penyebaran Buddha Dharma dari India berada di Gunung Wu-Tai. Ia berguru disini mempelajari Tantra Luar dan Tantra Dalam. Gurunya adalah Bei-La-Ga-Di (penterjemahan fonetik), setelah berhasil dalam penekunan, Bodhisattva Avalokitesvara kembali menampakkan diri untuk kedua kalinya, mengamanatkan beliau untuk pergi ke belantara pekuburan di dataran Suo sha (penterjemahan fonetik) di India, kemudian di tempat inilah beliau menemukan Manjushrimitra dan belajar sadhana selama 25 tahun.
 
“Dharma tertinggi “Sadhana 9 Tingkat Dzogchen” adalah Ati Yoga, berupa pemberian kunci pelatihan kepada anda maka segera pula memahami Hati Sejati menampaki sifat keBuddhaan diri. Setelah Sri Simha menguasai Sadhana 9 Tingkat Dzogchen banyak yang datang berguru kepadanya, seperti Jia-Na-Su-Zha (penterjemahan fonetik), Arya Padmasambhava dan lain-lain. Guru Rinpoche mengutus lima murid untuk belajar Dharma kepada Sri Simha, termasuk didalamnya Vairocana juga berhasil ditekuni.”
 
“Akan tetapi dalam sejarah dinasti Tang tidaklah ada catatan sosok ‘Song Hui Shou’. Disebabkan beliau bukanlah orang dinasti Tang, Sri Simha adalah penduduk Negara Gao Putih Agung (Da Bai Gao Guo/大白高國) di pesisir daratan dinasti Tang. Kemudian mengapa Sri Simha seringkali bisa bepergian jauh? Karena ia bisa menggenggam sekepal pasir di tangan lalu menghempasnya ke angkasa, kemudian masuk kedalam pergi dengan kecepatan adikodrati, ilmu ini disebut melesap ke bumi (Tu Dun/土遁). Didalam mimpi, sepanjang saya menjelmakan tubuh saya ke dalam ketiadaberadaan, pejamkan mata sekejap maka tibalah ke suatu tempat.”
 
Tri Adinata Tempat Perlindungan Tantrayana (red : Manjusri, Avalokitesvara, Vajrapani) masing-masing menjelmakan diri membimbingi Guru silsilah, mencerminkan Sadhana 9 Tingkat Dzogchen tak lain adalah ajaran Dharma-nya aliran Tantra, Arya Dharmaraja Lian Sheng menerangkan lebih lanjut : “Arya Atisha berguru kepada Guru Suvarnadvipi Dharmakirti selama 12 tahun. Maha Guru pada kehidupan lampau telah berada di ‘dinasti Xia Barat’. Hanya saya sendiri mengetahui Sri Simha adalah orang Han. Vajrapani, Manjusri, dan Avalokitesvara secara terpisah membimbing tiga sosok Guru silsilah duniawi Sadhana 9 Tingkat Dzogchen, bersandarkan kepada Guru-Guru tersebut menekuni Sadhana 9 Tingkat Dzogchen. Wujud kemanunggalan Tiga Adinata tersebut adalah Vajrasattva, oleh karena demikian Tiga Adinata Tempat Perlindungan Tantrayana adalah jelmaan Vajrasattva. Vajrasattva adalah pangeran Dharma Panca Buddha, yang kemudian menjelmakan Tiga Adinata ini.”
 
Mengenai proses pencapaian Pencerahan Guru Silsilah ketiga, Maha Guru membabarkan : “Ketika ‘Manjushrimitra’ mencapai Parinirwana, didepan Pagoda Sarira provinsi Suo Sha, Sri Simha memohon dengan perasaan pilu mengatakan : “Guru, saya belum mencapai Pencerahan”, kemudian Guru-nya menghadiahkan diktat kecil kepada beliau, sekali dibaca Sri Simha seketika pula mencapai Pencerahan!”
 
Mulacarya memberikan perumpamaan memandang intisari ilmu Guru tidaklah bisa disejajarkan dengan orang fana : “Seperti kalimat perumpamaan “Sepuluh tahun berlatih di bawah pentas, hanya sepuluh menit saja di atas pentas”, seperti gerakan pementasan sederhana pun masih membutuhkan waktu berlatih bertahun-tahun, maka Maha Guru yang membabarkan Dharma di atas podium ini, sebenarnya merupakan hasil daripada penekunan berat selama bertahun-tahun. Kemudian, Yesus yang melakukan mukjizat begitu banyak, Dia pun bisa berjalan diatas lautan, Santo Petrus melihat demikian bersemangatlah dia untuk mencobanya juga, pada dasarnya bila dia bersandarkan iman akan Yesus maka akan bisa berjalan diatas laut juga, akan tetapi ketika dia melihat ombak samudra menderu-deru terjatuhlah dia oleh karena hilangnya iman. “
 
Kesimpulannya sebagai siswa yang mengagumi kebajikan moral Guru, hendaklah merenungi pula bagaimana penekunan berat Sang Guru hingga kini membuahkan hasil pelatihan, siswa yang bersandarkan kepada Guru seyogyanya memiliki hati yang ber-sraddha dengan kuat sehingga tercapailah buah keberhasilan!

Mengenai “Kesabaran akan Tiada Kemunculan Objek Fenomena (Anutpattika-Dharma-Ksanti)” (wushengfaren/無生法忍), Maha Guru membabarkan : “Memahami “Tiada Kemunculan” maka akan memahami kondisi kebahagiaan, jika tidak maka akan berkesusahan. Ketika insan melekat akan “Adanya kemunculan” maka menghasilkanlah derita, tatkala bisa merasakan pembuktian “Tiada Kemunculan” maka terlampauilah segala rupa kondisi. Pencerahan Batin merupakan buah penekunan “Anutpattika-Dharma-Ksanti”, andaikata anda tidak mampu bersabar, bearti anda belum mengaktualisasikan Anutpattika-Dharma-Ksanti.”

Mulacarya Dharmaraja Lian Sheng mengamanatkan siswa hendaklah mengerti pentingnya melindungi ajaran : “Bagi pihak yang memutuskan jiwa kebijaksanaan insan, seorang sadhaka hendaklah menggunakan cara legal duniawi untuk mengurusnya, tentu disini haruslah mengerahkan power (kekuatan). Hendaklah segenap siswa bersatu menyokong melindungi Dharma Tantra Satya Buddha agar berkesinambungan tiada terputuskan, aspek ini hendaklah diberikan dukungan. Oleh karena kita semua di duniawi ini, apakah golongan Sangha, ataupun umat perumahtangga tidaklah boleh dipisahkan. Terhadap pihak yang memutuskan jiwa kebijaksanaan, tentu disini kita hendaklah mengerahkan kekuatan ketegasan untuk menghentikannya, jika tidak demikian maka Saddharma (red : Dharma Otentik) akan mengalami pengrusakan, hancur tercerai berai. Walaupun demikian, kita semua tetap wajib menggunakan cara yang legal. Untuk itu perlu kiranya kita semua serukan, kita semua perlu mengeluarkan uang dan tenaga memberikan dukungan. Sebenarnya, persoalan sesulit apapun tiada bermasalah bagi saya. Dulu saya pernah berikrar tidak akan menuntut siapa pun. Namun di samping Buddha pun ada Vajra Dharmapala, Mereka ini pun ingin melindungi Buddha Dharma. Maha Guru telah mencapai “Anutpattika-Dharma-Ksanti” , Pencerahan Agung ialah “Tiada kelahiran”, akan tetapi jika saya bertanya kepada anda mengapakah “Tiada kelahiran”, apabila anda mengerti seutuhnya dan memberi penjelasan lengkap barulah dinamakan mencapai Pencerahan! Pencerahan Agung juga merupakan kondisi yang ‘Senantiasa berbahagia dalam kemurnian diri’.”

Setelah Mulacarya Dharmaraja Lian Sheng memberikan uraian penjelasan, para siswa barulah sungguh mengerti riwayat Sri Simha - Guru silsilah ke-tiga “Sadhana 9 Tingkat Dzogchen” , dan bagaimana hendaknya siswa Satya Buddha mencermati dan melindungi Dharma! Seluruh yang hadir merasakan manfaat Dharma yang tak terhingga, tepuk tangan meriah membahana , segalanya sempurna sejahtera!


※Sumber terjemahan : http://www.tbnsky.info/index.php?option=com_content&task=view&id=342&Itemid=16

※Untuk membaca lebih banyak berita marilah bergabung di TBSky
Versi Mandarin : 【真佛天空新聞台】 http://www.tbnsky.info
Versi bahasa Inggris : http://blog.udn.com/TBSkyNews
Versi bahasa Indonesia : http://tbskyindonesia.blogspot.com/



※Facebook Fanpage :
TBSky Chinese : https://www.facebook.com/nkingsky
TBSky English : https://www.facebook.com/TBSkyNews
TBSky Bahasa Indonesia : https://www.facebook.com/TBSkyBahasaIndonesia

No comments:

Post a Comment