Friday, August 9, 2013

【Warta Upacara Homa Dharmaraja Lian Sheng 28 Juli】Arya Mahakala mampu membuyarkan derita penyakit dewa dan hantu, Dharma Tantra “Longde” Cahaya Terang Bebas Leluasa!

【盧勝彥尊者 7月28日護摩新聞】大黑天能令鬼神病退散, 【界部】密法光明自在! 
【Warta Upacara Homa Dharmaraja Lian Sheng 28 Juli】Arya Mahakala mampu membuyarkan derita penyakit dewa dan hantu, Dharma Tantra “Longde” Cahaya Terang Bebas Leluasa!


(Warta TBSky/Liputan oleh V.A Lianhua Hui Jun) Wujud Sang Arya Mahakala (Daheitian) ada yang berlengan dua, berlengan empat, berlengan enam, merupakan dewa pelindung Dharma Trimula : Acarya, Yidam dan Dharmapala. Mantra hati Mahakala : “Om. Ma Ha Ka La Ya. So Ha.”

Mahakala merupakan Dharmapala terutama di aliran Tantrayana Tibet, para sadhaka penekun agama Buddha Tantrayana, yang dengan tulus hormat melantunkan syair puji-pujian serta setiap hari mempersembahkan pujana, maka sepanjang hari akan memperoleh perlindungan tak terputuskan, dapat melenyapkan semua rintangan karma buruk di dalam penekunan Buddha Dharma dan pada kehidupan duniawi beserta kemelaratan, menghancurkan segala sihir dan kutukan mantra jahat, beserta petaka rintangan Mara dan bahaya ancaman pihak jahat, dan pelenyapan semua rintangan internal, eksternal dan rintangan guhya (rahasia) sadhaka, memperoleh keberhasilan Santika, Paustika, Vasikaruna dan Abhicaruka. Memperpanjang berkah dan usia, pemenuhan kewibawaan, nama terpandang, kesejahteraan harta benda, ketenteraman dan kesejahteraan di dalam keluarga, pahala agung yang menggenapi seluruh permohonan bajik insan dengan sempurna.

Cara mempersemayamkan Arya Mahakala : Terlebih dahulu mempersiapkan pratima Arya Mahakala di rumah. Sadhaka memilih hari “Chu” (除日). Setelah lewat tengah hari, di atas altar letakkan bahan persembahan, kemudian menyalakan dupa bernamaskara, menjapa mantra dengan hati tulus memohon “Arya Mahakala” turun ke altar rumah sendiri, kemudian pratima Mahakala ditempatkan tengah-tengah di atas balok pintu utama.


Mahakala berlengan dua adalah Dharmapala aliran Tantrayana sekte Karma Kagyu (Sekte Putih) , menampilkan wujud angkara murka menaklukkan Mara di dalam hati diri sendiri, melambangkan tiada kegentaran. Arya Mahakala berwajah satu berlengan enam, dengan tiga mata bulat berwarna merah mendelik murka, tubuh berwarna biru kehitaman, sekujur badan memancarkan sinar kobaran api dahsyat, berwujud garang tiada tandingan. Tubuh Arya mengenakan kulit gajah putih, kepala gajah merunduk ke bawah, keempat kaki gajah bersandar pada kedua sisi bahu dan di belakang kedua kaki. Tangan kanan teratas menggenggam kaki gajah, tangan kiri memegang Trisula, kedua tangan bagian tengah, tangan kanan memegang Damaru, tangan kiri memegang jerat tali, tangan utama memegang mangkok tengkorak dan belati sabit. Selain kulit gajah di badan, di leher terdapat ular hijau, kalung, di pergelangan tangan dan kaki melingkar ular putih, melambangkan raja naga dan Yaksa semuanya ditaklukkan, di bagian pinggang mengenakan rok kulit harimau, kepala-kepala tengkorak mengitarinya. Arya Mahakala meskipun memiliki enam lengan, namun hanya mempunyai dua kaki, kaki kanan menekuk ke belakang; kaki kiri maju ke depan, melangkahi badan gajah putih yang rebah tergeletak, tangan kiri gajah putih membawa mangkok tengkorak, tangan kanan memegang lobak besar. Tubuh Arya Mahakala berwarna biru kehitaman, melambangkan wujud semula Dharmakaya yang tiada berubah.

“Tiga Mata” Arya Mahakala menyimbolkan : pencerahan akan tiga masa kehidupan bahwasanya adalah manifestasi Trikaya Buddha, “Mahkota Panca Tengkorak di kepala” menyimbolkan 5 racun menjelma menjadi 5 Kebijaksanaan Agung, “Enam Lengan” menyimbolkan Enam Paramita, “Belati Sabit” menyimbolkan menyirnakan segenap kemelekatan. “Mangkok peminum darah Kapala” melambangkan menaklukkan segenap rintangan Mara, “Tasbih Tengkorak” menyimbolkan daya upaya tiada berkesudahan memberikan manfaat baik untuk segenap insan, “Damaru” menyimbolkan Daya Bala (kekuatan) Sang Dharmapala melampaui Karman-Dhakini. “Trisula” menyimbolkan” kekuatan Mahabala melampaui Triloka (karma-dhatu, rupa-dhatu, arupa-dhatu). “Vajra Jerat Tali” menyimbolkan mengikat insan yang melanggar Sila, “Dua Kaki” menyimbolkan upaya-kausalya tepat bermanfaat dan kebijaksanaan. “Kaki menjejaki surya” menyiratkan memancari kegelapan batin (avidya), “Teratai” menyimbolkan kesucian yang meninggalkan noda keduniawian. “Kobaran api kebijaksanaan di belakang punggung” menyimbolkan mendobrak seluruh kekisruhan batin, “Rok Kulit Harimau” menyimbolkan pembersihan segala pikiran tamak. “Kulit Gajah” menyimbolkan pembersihan segala sifat kesombongan, “Aksesoris Ular” menyiratkan penaklukan sifat kebencian, “Aksesoris di sekujur tubuh” menyimbolkan penggenapan seluruh perilaku kebajikan Buddha. Daya kekuatan Dharmabala Mahakala tiada terhingga, berkuasa atas berkah rejeki, jabatan, usia, kekayaan harta benda.

-----------------------------------------------------------------------------------------------


Pada tanggal 28 Juli 2013 Yang Mulia Dharmaraja Lian Sheng Maha Guru Sheng-Yen Lu bertempat di Seattle True Buddha Rainbow Temple (彩虹雷藏寺) memimpin “Upacara Api Homa Daheitian Mahakala” kemudian menginisiasikan abhiseka adinata beserta Dharmadesana intisari Dharma Tantra “Maha Sadhana Dzogchen 9 Tingkat” bagian Seri Kosmos- 界部 (Tibet : Longde;Sanskrit : Abhyantaravarga) dari Guru sesepuh Manjushrimitra (妙吉祥友祖師)!

Yang Mulia Dharmaraja Lian Sheng setelah usai upacara api homa, terlebih dahulu memperkenalkan adinata “Daheitian Arya Mahakala”, memperagakan mudraNya : Mudra Pengundang Deva-Bhuta”, mudra tersebut dapat mengamanatkan segenap dewa dan makhluk hantu mendengarkan titah Arya Mahakala. (bentuk mudra : merangkapkan kedua tangan, jari kelingking dan jari manis tegak, kemudian jari kelingking dan jari manis dibuka dan dipisahkan, ibu jari saling berdampingan, kedua tangan saling digosok-gosokkan, bolak-balik tiga kali, kemudian japa mantra amanat Arya Mahakala, segenap dewa makhluk hantu akan datang serentak) Namun mudra ini jangan sembarang digunakan, jika tidak akan sulit diundang pergi. Yang Mulia berkata : “Asalkan sadhaka menjapa mantra ini, dan telah memperoleh kontak Yukta dengan adinata, maka bisa menitahkan segenap derita penyakit dewa dan hantu buyar lenyap sirna.”

Berkaitan hikayat legenda mengenai Sang Adinata terdapat berbagai variasi, ada yang mengatakan adalah manifestasi “Vairocana Buddha” – “Tathagata Maha Surya”; ada yang berkata Ia adalah manifestasi Mahesvara - 大自在天 (Shiva – Dewa perusak dalam agama Hindu) ; ada pula yang berkata Ia adalah manifestasi “Avalokitesvara Bodhisattva”. Di agama Hindu menyebutkan Mahakala sebagai manifestasi Dewa Shiva, yakni Mahesvara, yang merupakan Dewa Perusak. Sedangkan di Tantrayana Timur – Jepang mengatakan Adinata ini adalah salah satu daripada “7 Dewa Kekayaan” : Sang Daheitian Arya Mahakala. Pada umumnya dapur tempat rumah makan mempersemayamkan Mahakala, Ia adalah Dewa Dapur pula; Di Tibet, Mahakala adalah Penguasa Alam Kuburan, yakni Dewa Kuburan, segenap kuburan berada di bawah kendaliNya; Adinata ini merupakan penguasa Dharmapala, Ia adalah pelindung Dharma, dan juga merupakan Maha Dharmapala di daratan Tibet.

Kekuatan Dharmabala Mahakala sangatlah besar, bahkan “Mahakala Putih” penjelmaan Avalokitesvara Bodhisattva, mampu menjemput insan alam baka terseberangkan menuju Buddhaloka yang suci. Dahulu kala, ketika Buddha Sakyamuni bersamadhi di bawah pohon Bodhi, banyak berdatangan rintangan Setan Mara memberikan gangguan, Buddha Sakyamuni mengundang perlindungan “Sang Daheitian Arya Mahakala”, oleh sebab demikian segala rintangan Mara dilenyapkan, hingga Sang Buddha memperolehkan Penerangan Agung. Kemudian lagi, dahulu kala semasa Guru Padmasambhava memasuki Vihara Samye di Tibet, juga menghadapi banyak sekali gangguan rintangan Mara, Guru Padmasambhava mengundang Mahakala Berlengan Empat melenyapkan rintangan karma, oleh karena demikian proses pendirian Vihara Samye memperoleh kelancaran.

----------------------------------------------------------------------------------------


Selanjutnya, Yang Mulia menerangkan intisari Dharma Tantra : “Seri Kosmos” (Longde) pada Sadhana Maha Dzogchen 9 Tingkat dari Guru sesepuh Manjushrimitra!

Yang Mulia menerangkan makna hakikat “Seri Kosmos” merupakan “Kebebas-leluasaan dalam Sinar Terang”. Tiga Aspek Utama agama Buddha Tantrayana : “Kekosongan” (Arupa-dhatu), “Terang” (Rupa-dhatu), “Sukha” (Rupa-dhatu), ini merupakan asal muasal tiga rupa alam!

Simde (xin-bu) - “Seri Pikiran” mengulas sifat Kekosongan, Longde (jie-bu) - “Seri Kosmos” mengulas Cahaya Terang, Mennagde (kou-bu) - “Seri Instruksi” mengulas harmonisasi terhadap ketiga aspek utama : Sukha, Sinar Terang dan sifat Kekosongan. Pada dasarnya empat unsur (tanah, air, api, udara) dan Panca Skandha (rupa, perasaan, pikiran, perbuatan, kesadaran) pada tubuh manusia tidak bisa menghasilkan cahaya terang, namun Yang Mulia memberi ulasan satu-persatu dengan terperinci : “Tanah” unsur yang tergolongkan sifat tanah, jika bersinggungan dengan suhu tinggi maka akan menjadi lahar lumer yang memancarkan cahaya; unsur air di sekujur tubuh manusia disebut “Bindu” (hormon), asalkan bindu menjadi terkonsentrasi bersirkulasi, bisa melatih pancaran cahaya air. Api tergolongkan warna merah, hakikatnya berkumpul menghasilkan cahaya; udara tergolong warna biru, menekuni pelatihan prana hingga menghasilkan sinar cahaya; jika meletakkan kaca pembesar di bawah sinar matahari menyinari kertas akan menyalakan api; masyarakat purba menggesek kayu untuk mendapatkan api menghasilkan cahaya; dua buah batu apabila saling bertubrukan akan menghasilkan percikan cahaya.

Mengenai metode “meminjam cahaya”, Yang Mulia mengulas : bulan, bintang merupakan definisi ‘peminjaman cahaya’. Di Dharma Tantrayana, pada pelatihan meminjam cahaya adalah melalui matahari yang terbenam, bulan ataupun bintang-bintang yang menyinari sadhaka sehingga memancarkan cahaya. Ataupun di kala malam menyalakan dupa kemudian memfokuskan diri kepada secercah cahaya dupa dengan disertai konsentrasi perenungan mendalam, menjadikan tubuh sendiri menjelma menjadi cahaya merah. Ini merupakan “Seri Kosmos” (Longde). Yakni mensinergikan sinar cahaya eksternal sehingga pada tubuh sadhaka terbangkitkan sinar cahaya.

Pada bagian pelatihan prana, nadi dan bindu, Yang Mulia menerangkan : Melalui latihan penekunan, prana akan menjelma menjadi sinar cahaya pula. Suhu tubuh kita berubah menjadi api internal merupakan penjelmaan menjadi cahaya. Sadhaka dengan api kundalini membakari bindu, ketika bindu turun ke bawah, unsur air dan unsur api saling melebur, teratai di chakra hati akan merekah, daripadanya terdapat cahaya benderang sifat keBuddhaan. Sadhaka terlebih dulu melatih Anasrava (tak bocor), diteruskan melatih sadhana api kundalini, sadhana bindu, maka nadi tengah di dalam tubuh akan bercahaya, sinar cahaya tersebut akan tersebar merata ke seluruh tubuh bahkan hingga ke pori-pori tubuh. Seperti gambar Buddha yang memancarkan cahaya di atas ubun-ubun kepala, di bawah kaki memancarkan cahaya menjelma menjadi teratai, bahkan pori-pori tubuh memancarkan cahaya seperti fenomena paras keagungan Buddha Bodhisattva yang memancarkan cahaya, rumusan pokok tersebut terletak di sini.


Terakhir, Yang Mulia Mulacarya Dharmaraja Lian Sheng memberikan rangkuman penutup : Andaikata sebagai sadhaka yang mempelajari Buddha Dharma telah menghasilkan daya kekuatan, maka akan mampu menggerakkan dan menggugah hati insan yang tak terbatas, diri sendiri adalah pokok panutan, diri sendiri seumpama magnet yang akan menarik hati insan untuk datang bersarana, tiada akan berbeda layaknya seperti bersarana kepada Buddha nan Agung, menjadi fokus utama keseharian hidup kita.

Dharmadesana mengenai Dharma Tantra yang sangat dalam pada kesempatan kali ini, sungguh dimuliakan oleh segenap insan, Mulacarya Maha Guru Lian Sheng terlebih lagi pula menggunakan pelatihan yang tekun diri sendiri untuk menerangkan hakikat sejati di dalamnya, penjelasan mendalam dengan bahasa gamblang, alhasil menjadikan seluruh siswa hadirin memperoleh manfaat Dharma, bersama-sama berbasuh dalam budi agung Sang Buddha, segala-galanya berjalan baik nan sempurna!


※Sumber Terjemahan : http://blog.udn.com/nking/8043172

※Untuk membaca lebih banyak berita marilah bergabung di TBSky
Versi Mandarin : 【真佛天空新聞台】 http://www.tbnsky.info/
Versi bahasa Inggris : http://blog.udn.com/TBSkyNews
Versi bahasa Indonesia : http://tbskyindonesia.blogspot.com/

※Facebook Fanspage :
TBSky Chinese : https://www.facebook.com/nkingsky
TBSky English : https://www.facebook.com/TBSkyNews
TBSky Bahasa Indonesia : https://www.facebook.com/TBSkyBahasaIndonesia





No comments:

Post a Comment