Friday, August 16, 2013

【Warta Upacara Homa Dharmaraja Lian Sheng 3 Agustus】Bhaisajyaguru Buddha di Masa Lampau Menampilkan Mukjizat, Makna Mendalam “Mennagde” beserta penyucian tubuh, ucapan, dan pikiran; Secara Alamiah Akan Menembusi Cahaya Terang Nadi Tengah

【盧勝彥尊者8月3日開示新聞】藥師佛昔日現神蹟,【口部】奧義與身口意清淨,自然通中脈光明。
【Warta Upacara Homa Dharmaraja Lian Sheng 3 Agustus】Bhaisajyaguru Buddha di Masa Lampau Menampilkan Mukjizat, Makna Mendalam “Mennagde” beserta penyucian tubuh, ucapan, dan pikiran; Secara Alamiah Akan Menembusi Cahaya Terang Nadi Tengah


(Warta TBSky/Liputan oleh V.A Hui Jun) Buddha Bhaisajyaguru Vaidurya Prabharaja adalah Buddha Raja Pengobatan, demi menolong penderitaan penyakit segenap insan, ikrar Buddha ini sangat agung dan karya luhur, Tanah Suci Buddha Bhaisajayaguru berada di bagian timur gunung Semeru, yakni Vaiduryanirbhasa (Red: Surga Lazuardi), Tanah Suci Buddha yang dipenuhi kemuliaan nan agung. Sadhaka Tantrayana apabila menekuni adinata Buddha Bhaisajyaguru, tidak hanya bisa menolong segenap insan, namun kelak juga akan terlahirkan ke Tanah Suci Sang Adinata, kemudian mencapai keBuddhaan dalam tubuh sekarang.

Metode pengobatan penyakit Buddha Bhaisajyaguru Vaidurya Prabharaja, terutama terletak pada pemancaran cahaya biru putih, visualisasi menyentuh seluruh pakaian beserta makanan penderita penyakit, metode ini merupakan pokok rahasia untuk menolong penderita penyakit.

Sebenarnya berkenaan akan Dharma Tantra adinata Buddha Bhaisajyaguru, tidak semata-mata menyembuhkan penyakit saja, tetapi dapat pula menundukkan rintangan Mara, menyingkirkan segala rintangan perseteruan. Maha Sadhana Bhaisajyaguru Buddha adalah “Sapta Buddha Bhaisajyaguru Panca Mandala Sadhana” (七佛藥師五壇修法). Sadhana ini merupakan salah satu daripada empat Maha Sadhana Tantra aliran Tendai Jepang (Red : Taimitsu) , Panca Mandala tersebut antara lain : Maha Arya Acala Vidyaraja di bagian tengah, Kundali Yaksha Vidyaraja di bagian selatan, Vajra Yaksha Vidyaraja di bagian utara, Trailokya Vijaya Vidyaraja di bagian timur, Maha Yamantaka Vidyaraja di bagian barat. Sadhana ini merupakan Maha Sadhana tiada banding, merupakan maha sadhana untuk menolong negara dan rakyat.


Bhaisajyaguru Buddha memiliki 12 Jenderal Langit Raja Pengobatan, kedua-belas jenderal dewa ini, bergerak melalui titah amanat Bhaisajyaguru Buddha, dengan menekuni sadhana adinata ini, bisa mengamanatkan 12 Jenderal Dewa, karena sebab inilah mengandung daya Dharmabala yang tak terbatas.

Pendamping dan penyerta suci Bhaisajyaguru Buddha terdapat diantaranya : Suryaprabha Bodhisattva, Candraprabha Bodhisattva, Avalokitesvara Bodhisattva, Mahasthamaprapta Bodhisattva, Manjusri Bodhisattva, Ratnacandanapuspa Bodhisattva, Aksayamati Bodhisattva, Bhaisajyaraja Bodhisattva, Bhaisajya-samudgata Bodhisattva, Maitreya Bodhisattva, dan sebagainya, sangatlah agung nan mulia.

Apabila sadhaka menekuni sadhana adinata ini, hendaklah mengembangkan 12 Maha Prasetya Bhaisajyaguru : Pertama, Berikrar tubuh diri sendiri dan tubuh segenap insan memancarkan cahaya gemilang. Kedua, Berikrar dengan tubuh bercahaya terang memenuhi hasrat segenap insan. Ketiga, Berikrar mengusahakan agar semua mahkluk mendapatkan segala apa yang mereka perlukan sehingga tiada berkekurangan. Keempat, Berikrar mengupayakan ketenteraman segenap makhluk dalam kekokohan Kendaraan Besar (Red: Mahayana). Lima, Berikrar mengupayakan segenap makhluk menjalani perilaku suci, serta berpegang teguh pada praktik Tiga Sila (Red: tidak melakukan perbuatan tercela, bertindak/berbuat dengan sikap yang benar dan berusaha memberi manfaat pada semua makhluk hidup). Enam, Berikrar agar segenap makhluk yang organ indera tidak lengkap mendapatkan kesempurnaan. Tujuh, Berikrar melenyapkan segala derita penyakit segenap makhluk, sehingga memperoleh ketenteraman jiwa raga, untuk mencapai Anuttara Samyaksambodhi. Delapan, Berikrar bagi wanita yang tidak ingin terlahirkan kembali dalam wujud wanita, akan memperoleh kelahiran sebagai laki-laki pada kelahiran akan datang. Sembilan, Berikrar mengusahakan pembebasan segenap insan makhluk dari jeratan Mara dan jalan menyimpang, bagi mereka yang tersesat dalam berbagai pandangan keliru yang tebalnya bagaikan hutan belantara, akan dipandu kembali kepada Pandangan Benar. Sepuluh, Berikrar membebaskan segenap makhluk dari bencana penderitaan raja jahat, perampokan, dan berbagai marabahaya lainnya. Sebelas, Berikrar agar segenap makhluk yang merasakan dahaga dan kelaparan memperoleh makanan terunggul. Duabelas, Berikrar agar insan miskin tiada bekal pakaian, memperoleh sandang pakaian gemilang. (Kutipan dari buku karya tulis Dharmaraja Lian Sheng “Zhenfo Mi Zhong Mi”)



Hari Sabtu tanggal 3 Agustus 2013 jam 8 malam, Yang Mulia Dharmaraja Lian Sheng memimpin sadhana yang bertempat di Seattle Ling Shen Ching Tze Temple dengan Adinata : Buddha Bhaisajyaguru. Pada ceramah Dharma usai sadhana bersama, Yang Mulia terlebih dahulu menerangkan : Pernah mata kepala sendiri dengan nyata melihat Buddha Bhaisajyaguru Vaidurya Prabharaja, Suryaprabha Bodhisattva, Candraprabha Bodhisattva beserta Dua Belas Jenderal Yaksa Pengobatan memancarkan sinar kemilau, sangat menakjubkan; kemudian Maha Guru menerangkan tentang ‘penglihatan aktual’, ‘penglihatan mimpi’, ‘penglihatan ilusi’, ‘penglihatan Dhyana Samadhi’ meskipun tampak serupa, akan tetapi hakikatnya tidaklah sama, kita hendaklah tahu bagaimana membedakan.

Yang Mulia mengambil contoh, belum lama berselang ketika berada di kantor TBF untuk memberikan adisthana surat-surat dari para umat, Maha Guru melihat yang hadir memberi adisthana bukannya Yidam Mahadewi Yao Chi, melainkan Bodhisattva Avalokitesvara Berjubah Putih menunggangi naga putih, keadaan seperti ini lebih istimewa ; adakalanya tidak senantiasa sosok Adinata yang anda renungkan, maka pasti Ia yang datang, adakalanya mendadak hadir Buddha Bodhisattva tertentu, seperti keadaan tadi yang pada dasarnya memang ada pertalian sebab-sebab khusus, maka hadirlah mendadak.

Dharmaraja Lian Sheng memberi contoh : “Suatu kali ketika Taiwan sedang ditimpa bencana kecil terjadi hal serupa pula yakni memperoleh daya adisthana Avalokitesvara Bodhisattva, kemudian bencana tersebut barulah dapat diatasi, kejadian ini merupakan sebuah “penglihatan aktual” yang sangat berbekas mendalam, untuk itu “penglihatan aktual” merupakan penglihatan yang sangat nyata, dan bukanlah sebuah penglihatan samar-samar tak jelas.”

Kemudian, Yang Mulia Dharmaraja Lian Sheng meneruskan penguraian : Seri Instruksi - 口部 (Red: Tibetan : Mennagde; Mandarin : kou-bu; Sanskrit : Upadeshavarga) bagian dari “Sadhana 9 Tingkat Dzogchen” yang teragung. Maha Guru membabarkan : “Pada hakikatnya diantara Seri Pikiran (Semde), Seri Kosmos (Longde), dan Seri Instruksi (Mennagde) dari bagian Sadhana Dzogchen memang tidak boleh dipisahkan, namun demi pengulasan kepada seluruh insan agar bisa dimengerti, agar berupaya untuk memudahkan pemahaman maka diberikanlah pembagian-pembagian ke dalam beberapa seri bagian. Dan khusus mengenai Seri Instruksi adalah memaknakan penyatuan antara Seri Pikiran dan Seri Kosmos yang ditambahkan pula dengan kunci utama penekunan, ‘Nyingthig’, rumusan terutama, untuk aspek-aspek ini kemudian disebut sebagai Seri Instruksi”.

Dharmaraja memberi contoh mengenai para siswa yang menulis surat bertujuan ‘menembakkan panah’ (Red: istilah ko-an Zen/mengungkapkan pencerahan diri) meskipun sekilas tampak mengandung kebenaran, akan tetapi seyogyanya tidak serta-merta hanya dengan mengutip perbendaharaan istilah-istilah Buddhisme saja seperti : kondisi batin tiada masalah, segalanya ilusi, segalanya kosong… melainkan hendaklah dipaparkan pula ulasan mengenai “mengapakah mampu seketika memutuskan penyebab kilesa”!

Untuk itu, Yang Mulia berkata : “Seri Pikiran (Semde) merupakan metode Trekcho (澈卻) , Pemutusan Seketika ; semua insan setiap saat berada dalam kerisauan batin (kilesa), namun ketika memperoleh Pencerahan, segenap kerisauan batin seketika terputuskan! Seri Kosmos (Longde) merupakan metode Togal (脫噶) , Penembusan Bertahap. Dengan menggunakan daya pikiran menghasilkan sinar cahaya, kemudian menyatukan sinar cahaya tersebut ke dalam tubuh diri sendiri, sehingga tubuh fisik bermanifestasi menjelma menjadi sinar cahaya pelangi. Gabungkan kedua metode diatas, kemudian ditambah pula dengan ‘kunci instruksi penekunan’; Pada bagian Seri Kunci Instruksi Penekunan (Mennagde) tidak memerlukan daya pikiran, merupakan kondisi pencapaian batin tertinggi, sama sekali berada dalam kondisi Tiada Pikiran, merupakan fenomena terunggul.”

Yang Mulia kembali memberikan perumpamaan untuk menjelaskan apakah “Trekcho” - - “Tampilan bulan di atas permukaan danau, sebenarnya bulan tersebut tidak ada, merupakan bulan di atas angkasa, yang memantulkan bayangan cahaya ke atas permukaan danau; apabila diamati seperti adanya wujud bulan, namun apabila betul-betul dicoba mendulang rembulan, pada kondisi realitas wujud bulan tersebut memang tiada berada. Melalui perumpamaan ini supaya anda semua seketika pula memutuskan kerisauan batin (kilesa), renungi ‘pencerahan’, renungi ‘Trekcho’, renungi ‘pemutusan seketika.’ Mengapa mampu seketika memutuskan kerisauan batin, andaikata bisa diberikan jawaban maka menandakan telah mengalami ‘pencerahan’ ”.

“Maha Guru telah tercerahkan, senantiasa manunggal bersama Yidam, oleh sebab ini mampu memutuskan segala kilesa!”

“Untuk itu kunci ‘Trekcho’ berada pada non-dualitas! Non-dualitas merupakan kunci instruksi penekunannya. Segala sesuatu di alam semesta bersifat saling berlawanan, hitam dan putih, baik dan buruk, yin dan yang, langit dan bumi…, namun kunci rumusan Trekcho berada pada absolutivitas (mutlak). Dengan demikian barulah mampu Putus Seketika.”

Kemudian, Yang Mulia meneruskan pengulasan Sadhana Penghimpun Cahaya (聚光法) untuk menguraikan lebih lanjut metode ‘Togal’ - - “Pada ruangan gelap, di hadapan diri sendiri dinyalakan sebatang dupa, kemudian unsur-unsur sinar dupa seperti suhu panas, warna merah, sinar cahaya dipandu memasuki kedalam tubuh kita, dipandu menuju cakra hati, dipandu hingga ke cakra ubun-ubun, cakra pusar. Ketika anda memvisualisasikan sinar cahaya tersebut dipandu memasuki kedalam tubuh, maka api kundalini akhirnya terbangkitkan, sekujur tubuh memancarkan cahaya api kundalini, ketika nadi tengah mencapai kondisi Kekosongan suci maka nadi tengah akan menghasilkan sinar cahaya, kemudian ketika titik bindu dihimpun, maka akan menghasilkan cahaya bindu, inilah ‘Togal’. “

“Pelatihan ‘Togal’ harus dengan memakai sinar surya, sinar candra, sinar bintang menyinari anda, kemudian anda memvisualisasikan sinar cahaya tersebut berada didalam tubuh, suatu hari ketika sinar cahaya terhimpun maka akhirnya akan memperoleh pencapaian. Untuk itu di dalam Seri Instruksi terdapat banyak kunci penekunan!”


Yang Mulia membabarkan : “Kondisi batin dalam Kekosongan Suci barulah bisa menghimpun cahaya, ketika seluruh tubuh berada dalam kondisi suci murni, Kosong seutuhnya, maka bisa menghasilkan ‘penerangan sifat Kekosongan’ ; kemudian tubuh dimasuki pula oleh sinar cahaya eksternal, maka tubuh fisik secara natural akan sirna dalam terang cahaya, banyak sekali metode-metode berada di di bagian ini, seluruh metode ini bisa disebut pula sebagai Seri Kunci Instruksi Penekunan. Dari sisi luar ada sinar cahaya , dari dalam tubuh ada pula cahaya, ketika induk cahaya dan anak cahaya saling bertemu disertai jiwa raga suci barulah bisa menghasilkan cahaya, semua metode ini merupakan Seri Kunci Instruksi Penekunan, dan semua kunci penekunan ini bisa membuat anda berada dalam kondisi batin Putus Seketika, mampu menghasilkan terang cahaya, kemudian akan menghasilkan hati nan welas asih, yakni hati bodhicitta, ketika memperoleh hati bodhicitta maka akan mengajari insan, mengupayakan segenap insan memperoleh pemahaman.”

“Seorang sadhaka sejati, mampu menghasilkan cahaya, adanya cahaya tak kasat mata, adanya cahaya yang tampil nyata, adanya sinar cahaya pelangi, pada tubuh akan terwujudkan kemilau sinar cahaya; seperti Manjushrimitra, Sri Singha, Prahevajra, Gyalwa Karmapa ke-16 ketika tubuhNya dikremasi, tubuh telah bermanifestasi menjadi cahaya pelangi, pergi dalam manifestasi menjadi seberkas cahaya, didalam ini terdapat banyak kunci pelatihan, semua kunci ini adalah simbolisasi - - ‘Welas asih’, ‘Hati bodhicitta’, ‘Sinar terang’, ‘Pencerahan asal mula diri’, ‘Sinar terang yang tiada jeda’, ‘Yang satu-satunya’, ‘Pembebasan’, ‘Parinirwana’, ‘Penyelamatan’ .

Seluruh pertanda diatas akan tampil keluar, dalam pembelajaran Buddha Dharma aspek-aspek inilah yang hendaknya diperoleh!”

Terakhir, Yang Mulia menyinggung hal terutama dalam laku bhavana, tiada lain untuk menyempurnakan perilaku diri sendiri, tiada pikiran buruk, kesucian tubuh, ucapan dan pikiran, secara alamiah akan menembus nadi tengah, sehingga memancarkan cahaya terang nadi tengah. Ketika pikiran berada dalam kondisi hening, maka cahaya terang pun terbangkitkan!

※Sumber Terjemahan : http://blog.udn.com/nking/8082393

※Untuk membaca lebih banyak berita marilah bergabung di TBSky
Versi Mandarin : 【真佛天空新聞台】 http://www.tbnsky.info/
Versi bahasa Inggris : http://blog.udn.com/TBSkyNews
Versi bahasa Indonesia : http://tbskyindonesia.blogspot.com/

※Facebook Fanspage :
TBSky Chinese : https://www.facebook.com/nkingsky
TBSky English : https://www.facebook.com/TBSkyNews
TBSky Bahasa Indonesia : https://www.facebook.com/TBSkyBahasaIndonesia






No comments:

Post a Comment