Repost dari : www.facebook.com/TBSkyBahasaIndonesia
Foto dan tulisan oleh : V.A Hui Jun
【Warta Khusus TBSky】Selepas makan malam penulis bertanya kepada Maha Guru : “Kemarin malam banyak umat mengedarkan foto sinar senja cemerlang Maha Guru di internet lho!”
Maha Guru mengenang kembali dan berkata : “Kemarin sore saya melihat banyak bintik bercahaya terang, di sisi bawah ada kobaran api, banyak sekali Dhakini menari-nari, andaikata tampak lebih lama lagi, di dua sisi bersebelahan masih akan terlihat lebih banyak lagi cahaya cemerlang.”
Maha Guru sebelumnya telah menyaksikan fenomena ini didalam Samadhi, ternyata sungguh setelah usai mengitari Buddha segera saja tampak sinar senja cemerlang membentang di atas angkasa Vihara Ling Shen Ching Tze, fenomena yang betapa menakjubkan.
Guru Dhara pun memberikan hadiah untuk anak kecil ini yang sering mengunjungi Vihara Seattle~
Menjelang malam pada hari ini Maha Guru membawa kami semua menyanyikan lagu kanak-kanak, saya pun ikut ke dalam “arena”, satu-persatu lagu kanak-kanak keluar dari mulut kami. Saya yang “sangat hapal” lirik lagu kanak-kanak, ikut bernyanyi dengan “fasihnya” (istilah lainnya ngalor-ngidul.)
Maha Guru berkata : ‘Hui Jun ini memang “bocah tua”.’
Saya dengan bandelnya berkata : “Kita tidak lihat luarnya, tapi dalamnya juga” (Ini Maha Guru kita juga tahu)
Tapi semuanya tertawa terbahak-bahak~
Selepas makan malam ada umat yang bertanya kepada Maha Guru : “Apakah makna mimpi digigit ular?”
Maha Guru menjawab : “Ada sangkutan utang dengan Dewa Tanah. Pergilah menyembahyangi Dewa Bumi.”
Umat ini bertanya kepada Maha Guru caranya bagaimana? Maha Guru menanyainya dapat mimpi dimana?
Umat menjawab : “Di tempat berdekatan dengan Vihara Ling Shen Ching Tze Temple.”
Maha Guru berkata : “Jika demikian bakar kertas sembahyang dan dedikasikan jasa pahala di tungku ke-6 sisi harimau Vihara Seattle.”
Maha Guru menerangkan pula : “Mimpi digigit anjing sebaiknya menyembahyangi leluhur.”
Gao shijie dari Los Angeles (foto : paling depan berbaju biru) pada tahun 1993 pernah menghadiahkan “Thangka Maha Yamantanka Vajra” kepada Maha Guru. Menurut penuturan Gao shijie : “Karena setelah melihat Thangka ini saya sangat menyukainya, jadi saya pun membelinya untuk persembahan kepada Maha Guru, dengan harapan semoga Dharmapala ini melindungi Maha Guru. Kemudian saya membawa Thangka ini ke Seattle lalu menghaturkannya ke hadapan Maha Guru, setelah melihat Thangka ini, Maha Guru berkata : “Bagus!”. Tak disangka selepas Maha Guru menggantung Thangka Maha Yamantanka Vajra di dalam kamar Mandalasala Satya Buddha (Zhen Fo Mi Yuan), pada siang hari itu juga, Dharmapala ini segera menjelmakan diriNya, Maha Guru segera mengetahui Mula Dharmapala Beliau ternyata adalah “Maha Yamantaka Vajra”!
(catatan Redaksi : Maha Guru menuliskan kisah ini di buku karya tulis ke-114 : Mijiao de fashu “密教的法術” terbitan 1995)
Foto menjelang malam hari ini (6/9) setelah Yang Mulia Maha Guru tiba di Ling Shen Ching Tze Temple kemudian memimpin semuanya mengitari Buddha.
Maha Namaskamara sempurna (dahi, tangan, lutut menyentuh lantai) yang dilakukan Maha Guru dilakukan dengan cara push-up, berulang-ulang hingga puluhan kali, daya stamina Beliau sungguh mencengangkan, membuat orang terkagum-kagum! Setiap aktivitas pengajaran secara fisik dan penuturan kata dari Maha Guru senantiasa menampilkan sikap teladan seorang sadhaka Tantrayana!
Acapkali sebelum dimulai prosesi mengitari Buddha suasana langit mendung disertai rintik-rintik hujan, tetapi usai mengitari Buddha langit pasti menerbitkan cahaya cemerlang, seolah-olah langit pun memperoleh pancaran sinar cinta kasih Satya Buddha sehingga turut menyinarkan cahaya benderang.
Kekuatan Siddhi penekunan Arya Maha Guru kita, senantiasa sedemikian rupa memenuhi awang-awang alam semesta!
Hari ini selepas makan malam adalah momen terbahagia berkumpul bersama Guru. Pertama-tama Maha Guru memimpin kami semua melakukan Maha Namaskara sempurna di hadapan Bhaktisala, Ia selalu saja penuh dengan vitalitas, push up berturut-turut seperti seorang tentara bernamaskara di depan altar Mandala, tetapi sama sekali tidak tampak wajah memerah, napas pun tidak tersengal-sengal!
Kumpulan anak-anak seperti kami paling menyukai mengikuti Guru mengitari Buddha, Maha Guru membunyikan ‘liu-yin’ (Red: alat puja bhakti) terdengar suara ‘ting, ting’, kami semua serempak menjapakan gelar suci Amitabha, ini adalah panduan dari Hyang Amitabha sejati di alam duniawi, betapa menyentuh sanubari~…..
No comments:
Post a Comment