Wednesday, July 31, 2013

【Warta TBSky Testimonial untuk Y.A Sheng-Yen Lu】 Kesaksian Seorang Tunanetra Kewarganegaraan Indo-Canada : Saya mendapat penglihatan akan Yang Mulia Dharmaraja Lian Sheng

【盧勝彥尊者感應見證新聞】一名加籍印裔雙目失明行者的見證--我親見聖尊蓮生活佛盧勝彥作者:薛杜莎莉安 寫於2013年6月 
【Warta TBSky Testimonial untuk Y.A Sheng-Yen Lu】 Kesaksian Seorang Tunanetra Kewarganegaraan Indo-Canada : Saya mendapat penglihatan akan Yang Mulia Dharmaraja Lian Sheng

Oleh : Shellyann Siddoo
Ditulis pada bulan Juni tahun 2013


Nama saya adalah Shellyann Siddoo, dibawah ini adalah beberapa pengalaman saya yang menakjubkan setelah mengenal perintis “Zhenfozong” Yang Mulia Dharmaraja Lian Sheng, yang oleh karena sebab tersebut telah memandu saya menapaki jalan penekunan Buddha Dharma. Pada artikel dibawah ini saya akan menyebut Yang Mulia Dharmaraja Lian Sheng dengan “Maha Guru”. Pada 21 tahun yang lalu saya beserta keluarga yang berasal dari Trinidad berimigrasi ke Toronto – Canada. Keadaan yang tak berbeda dengan setiap keluarga yang lain, orang tua menaruh harapan yang sangat tinggi terhadap diri saya dan kakak saya, dan saya pun tidak mengecewakan harapan orang tua, di dalam bidang keilmuan sains saya memperoleh prestasi akademis dan pekerjaan yang sangat baik. Malang tak dapat ditolak, 5 tahun yang lalu ketika saya berada di ruangan laboratorium telah terjadi sebuah kecelakaan, wajah saya, leher, dada, lengan dan telapak tangan saya, semuanya mendapat luka yang parah. Walau kemudian luka kulit saya membaik, pada akhirnya kedua mata saya menjadi buta, dan untuk seterusnya tidak bisa lagi menggunakan sepasang tangan ini. Setelah terjadinya kecelakaan tersebut, saya berharap dapat mengerti makna kehidupan dan apa maknanya keberadaan saya di dunia. Ketika menjalani hari-hari pada 5 tahun yang lalu, saya sering sekali mendapat sebuah mimpi yang sama, saya bermimpi duduk dibawah pohon tinggi, disamping pohon ada sebuah kolam yang sangat luas membentang, di dalam kolam bermekaran kelopak-kelopak teratai yang sangat indah, dan banyak burung-burung kecil disekitar saya bercicitan. Pada saat itu saya sungguh tidak tahu, bahwa ini adalah pertanda di masa datang saya akan meniti jalan penekunan Buddha Dharma.

Satu tahun yang lalu, tepatnya 19 Mei 2012, Shriya - sahabat yang sudah bagaikan saudari kandung sendiri, ketika turun dari gunung Everest mendapat musibah kecelakaan sehingga meninggal dunia. Ketika saya mengetahui berita Shriya telah meninggal, batin saya benar-benar hancur. Tunangan saya Navin, dengan segenap upayanya membantu saya melewati hari-hari yang menyakitkan itu, dan yang bisa membuat batin saya terasa tentram hanyalah saat ketika duduk di samping danau, mendengarkan suara riak danau menghempas batu karang. Untuk itulah sepanjang musim semi di tahun lalu saya bersama Navin pergi ke Bluffer’s Park di Scarborough untuk menikmati suara riak danau. Sepanjang perjalanan dari dan menuju Bluffer’s Park, Navin memberitahu saya ada sebuah bangunan yang sangat megah sedang dibangun. Kami berdua menjadi tertarik untuk mencari tahu bangunan apa yang sedang dibangun itu. Tak terasa setelah lewat beberapa bulan, akhirnya tampil berdiri sebuah bangunan Vihara berstruktur Tiongkok. Suatu malam di musim gugur tahun 2012, ketika kendaraan mobil kami melewati tempat ini, Navin memperhatikan banyak sekali kendaraan mobil diparkir di tempar parkir Vihara, kami pun memutuskan masuk untuk sekedar melihat-lihat. Ketika kami menginjakkan kaki ke dalam bhakti sala, kami segera mendapatkan sambutan yang sangat hangat dari umat Vihara, hati saya merasakan kedamaian yang luar biasa, serta saya merasakan secercah perasaan bagaikan telah kembali pulang ke rumah, akhirnya untuk pertama kali selama hari-hari di masa lalu akhirnya saya kembali menaruh seberkas harapan. Salah seorang umat Vihara kemudian mengundang kami menghadiri seremonial acara akbar peresmian “True Buddha School Jing Yin Temple” (真佛宗淨印雷藏寺) beserta upacara Dharma. Sampai di hari-H, ketika kami tiba dan bersiap menghadiri seremonial upacara akbar peresmian tersebut, menyaksikan jumlah hadirin yang begitu membludak, sungguh membuat kami berdua tercengang!

Saat itu di dalam ruangan bhakti sala sudah penuh sesak oleh lautan manusia, kami kemudian mengikuti umat yang tak terhitung banyaknya berdiri di luar gerbang Vihara yang indah. Walaupun kami tidak memasuki ruangan bhakti sala, tetapi kami tetap merasakan adanya seberkas kekuatan yang melimpah ruah beserta cinta kasih tanpa membeda-bedakan meluap keluar dari dalam bhakti sala. Ini adalah suatu pengalaman yang tidak bisa dilukiskan dengan kata-kata. Setelahnya kami baru tahu jika Maha Guru sedang memimpin maha upacara seremonial peresmian “True Buddha School Jing Yin Temple” di dalam bhakti sala. Bulan Januari 2013, saya dan Navin sekali lagi mengunjungi Jing Yin Temple dan menanyakan mereka apakah ada dibuka sesi meditasi. Di luar dugaan kami, kami mendapat informasi ternyata setiap hari minggu disini ada kegiatan sadhana bersama dan meditasi. Kami segera memutuskan mengikutinya dan menghadiri sadhana bersama di hari Minggu. Hari itu ketika kami berjalan masuk ke dalam Jing Yin Temple, kegiatan sadhana sudah hampir dimulai, ada seorang umat yang sangat ramah membawa kami ke tempat duduk. Ketika sadhana berlangsung, ada seorang shijie yang ramah umat bernama Lianhua Xiao Xian senantiasa duduk di samping saya, dengan penuh kesabaran menjelaskan setiap ritus sadhana yang sedang berlangsung. Meskipun ada hambatan dalam bahasa, akan tetapi kami berdua tidak merasa tersasar dalam kebingungan. Saya dan Navin sungguh tersentuh oleh keramah-tamahan umat Vihara! Setelah usainya sadhana, Lianhua Xiao Xian shijie yang membantu penterjemahan, menghadiahkan saya selembar “foto suci Maha Guru”. Mohon diperhatikan, saya sama sekali tidak bisa melihat selembar foto ini, akan tetapi dari lubuk sanubari saya merasa harus baik-baik menyimpannya. Saya kemudian mempersemayamkan foto suci ini di atas altar Buddhis saya, setiap pagi saya berdoa sambil berdiri menghadap foto suci di altar, puji syukur kepada Maha Guru yang berwelas asih memberi berkat adisthana kepada kami berdua sehingga bisa menjadi bagian dari Vihara yang agung ini. Kemudian kami lebih sering pergi ke Vihara, saya merasa kembali memperoleh hidup yang baru. Di awal Maret 2013, saya dan Navin berniat untuk selangkah lebih maju mendalami pengetahuan Buddha Dharma, karena kami telah mengamati kehidupan kami telah memperoleh perubahan yang sangat drastis, untuk itu kami memutuskan bersarana bersama kepada Maha Guru. Saat 5 hari menjelang penahbisan Sarana, saya berulang kali bertanya-tanya pada diri sendiri apakah keputusan ini benar ataukah keliru.

Di malam tersebut saya bermimpi melihat sesosok Suciwan memancarkan maha cahaya cemerlang, sesuatu yang tidak pernah saya lihat sebelumnya, tetapi dari lubuk hati saya tahu itu adalah Maha Guru. Di dalam mimpi, Maha Guru berpakaian jubah merah bersulamkan benang emas, diatas kepala memakai mahkota emas kemerahan, diatas mahkota ada Vajra Dorje, didepan mahkota bertatahkan berlian memancarkan cahaya yang menyilaukan penglihatan, fenomena ini sangat menggugah hati saya. Satu tangan Maha Guru memegang Vajra Dorje, tangan yang lainnya memercikkan air suci ke arah saya dan Navin, sedangkan saudara-saudari seDharma lainnya menjapa mantra hati di sekeliling kami. Saya seketika itu juga merasakan segala simpul kusut di hati menjadi sirna, untuk pertama kali sepanjang beberapa tahun ini saya merasakan hati dan pikiran saya terbuka. Terhadap fenomena penglihatan akan Maha Guru di dalam mimpi, saya dengan yakin dan jelas telah mengetahui keputusan bersarana kepada Maha Guru adalah sepenuhnya tepat dan benar. Pada 30 Maret 2013 saya dan Navin bersarana kepada Maha Guru, melalui Vajra Acarya Lian Xiong (蓮雄金剛上師) mewakili Maha Guru memimpin tata ritual Sarana yang agung. Hari kami bersarana sangat kebetulan sekali bertepatan dengan hari suci ulang tahun Bodhisattva Avalokitesvara, ini sungguh adalah kebetulan yang sangat mulia. Saya dengan ketulusan hati bisa mengatakan semenjak bersarana kepada Maha Guru di Jing Yin Temple, pandangan saya terhadap kehidupan gemilang di masa depan telah dipulihkan sebuah harapan, hidup saya menjadi lebih bermakna. Keluarga dan sahabat saya semuanya mendapati perubahan sifat diri saya. Sekarang hidup saya semakin bergembira dan semakin antusias meniti kehidupan. Saya dengan tulus bersyukur kepada Maha Guru, Acarya Lian Xiong, Bhiksu Lhama Lian Jun (蓮君法師) dan seluruh saudara-saudari seDharma di Jing Yin Temple, yang terhadap perjalanan penekunan bhavana saya dan Navi telah diberikan bimbingan, nasihat dan dukungan kepada kami berdua.


※Untuk membaca lebih banyak berita marilah bergabung di TBSky
Versi Mandarin : 【真佛天空新聞台】 http://www.tbnsky.info/
Versi bahasa Inggris : http://blog.udn.com/TBSkyNews
Versi bahasa Indonesia : http://tbskyindonesia.blogspot.com/

※Facebook Fanspage :
TBSky Chinese : https://www.facebook.com/nkingsky
TBSky English : https://www.facebook.com/TBSkyNews
TBSky Bahasa Indonesia : https://www.facebook.com/TBSkyBahasaIndonesia

No comments:

Post a Comment