《Dharmadesana Y.A Sheng-Yen Lu 27 Juli~Warta TBSky》 Dharmaraja Lian Sheng mengulas makna terdalam “Semde” dan rahasia tubuh manifestasi cahaya pelangi!
(TBSky/Liputan oleh V.A Hui Jun) Kunci daripada adinata Padmakumara,
berada pada “akar terutama”, andaikata ditinggalkan, maka adalah perbuatan
adharmika - 不如法 (Red : bu-ru-fa/bertentangan Dharma), maka sirnalah daya adisthana
silsilah. Dan hanya melalui penekunan yang bersesuaian dengan Dharma, barulah
bisa tiba ke alam Mahapadmini Loka surga
barat Sukhavatiloka, aspek ini merupakan akar terutama yang paling penting.
(kutipan dari buku “Zhenfo Fa Zhong Fa”)
Pada tanggal 27 Juli 2013 Yang Mulia Dharmaraja Lian Sheng memimpin sadhana “Padmakumara Mulacarya Guru Yoga” bertempat di Seattle Ling Shen Ching Tze Temple. Mengenai makna nama agung adinata, Yang Mulia memberitahu para umat : “Istilah ‘Kumara’ bukanlah sebagai ‘bocah kecil’ melainkan merujuk atas makna ‘Bodhisattva’, sebagai perlambang kelurusan batin nan suci murni. Istilah ‘Kumara’ di dalam kitab Sutra, ‘Mahasattva’ menandakan sebagai Bodhisattva, diri sendiri tercerahkan serta berkemampuan membimbing insan menuju pencerahan, sifat maitri-karuna-mudita-upeksa yang tidak terbatas, menekuni Karya Bodhicitta - 行菩提 (bodhiprasthita), Ikrar Bodhicitta - 願菩提 (bodhipranidhicitta), menolong tanpa mengharap pamrih. Sebuah adagium Tiongkok : “bocah memandangi lukisan” mengumpamakan sebagai mampu menjelajahi segala perkara keduniawian tetapi sebaliknya tidak melekat kepadanya!
Guru sesepuh Manjushrimitra (妙吉祥友) membagikan “Sadhana 9 tingkat Dzogchen” menjadi Seri Pikiran - 心部 (Red: Tibetan : Semde;Sanskrit : Cittavarga), Seri Kosmos - 界部 (Red: Tibetan : Longde;Sanskrit : Abhyantaravarga), dan Seri Instruksi - 口部 (Red: Tibetan : Mennagde;Sanskrit : Upadeshavarga), kemudian dalam Dharmadesana ini Dharmaraja Lian Sheng mengulas salah satu bagian tersebut yakni makna mendalam “Semde” : ‘Semde’ pada dasarnya sangat mendalam tak terperikan! Pada kondisi asal mula, setiap insan memiliki sifat Buddhata, tiada awal tiada akhir, sifat Buddhata ini bukan diperoleh dari hasil pelatihan, melainkan telah berkepenuhan dari asalnya, bagaikan awan yang tersibak menampaki matahari, ketika perilaku kebiasaan lama telah dikikis sepenuhnya, maka diri sendiri akan menampaki Sifat Hakiki. Kondisi asal mula merupakan sifat Buddhata, tiada terkandung apa-apa, kesunyataan hakiki dalam keheningan agung, tiada beradanya kilesa, kendati belum menampaki sifat Buddhata, akan tetapi sifat Buddhata tetap berada.
Guru sesepuh Manjushrimitra (妙吉祥友) membagikan “Sadhana 9 tingkat Dzogchen” menjadi Seri Pikiran - 心部 (Red: Tibetan : Semde;Sanskrit : Cittavarga), Seri Kosmos - 界部 (Red: Tibetan : Longde;Sanskrit : Abhyantaravarga), dan Seri Instruksi - 口部 (Red: Tibetan : Mennagde;Sanskrit : Upadeshavarga), kemudian dalam Dharmadesana ini Dharmaraja Lian Sheng mengulas salah satu bagian tersebut yakni makna mendalam “Semde” : ‘Semde’ pada dasarnya sangat mendalam tak terperikan! Pada kondisi asal mula, setiap insan memiliki sifat Buddhata, tiada awal tiada akhir, sifat Buddhata ini bukan diperoleh dari hasil pelatihan, melainkan telah berkepenuhan dari asalnya, bagaikan awan yang tersibak menampaki matahari, ketika perilaku kebiasaan lama telah dikikis sepenuhnya, maka diri sendiri akan menampaki Sifat Hakiki. Kondisi asal mula merupakan sifat Buddhata, tiada terkandung apa-apa, kesunyataan hakiki dalam keheningan agung, tiada beradanya kilesa, kendati belum menampaki sifat Buddhata, akan tetapi sifat Buddhata tetap berada.
Kemudian, setiap jengkal tubuh dan helai rambut berasal dari orang tua,
seorang sadhaka seyogyanya menghargai tubuh diri sendiri, karena adanya
tubuhlah penekunan bhavana dapat mencapai kesempurnaan, untuk itu Yang Mulia
menegaskan : jangan menyakiti hidup sendiri, jangan berpikir membakar tubuh
mempersembahkan kepada Buddha adalah menekuni Sang Jalan.
Mengenai jaman dahulu kala ketika Patriark ke-2 membuntungkan lengan
untuk memohon ajaran Dharma, memohon pengajaran Patriark-1 guru sesepuh Bodhi
Dharma tentang bagaimanakah caranya menenteramkan pikiran, mengacu pada kisah
ko-an Zen tersebut, Yang Mulia spontan menunjukkan bahwa ‘tiada penemuan eksistensi
pikiran’ adalah makna daripada ‘menenteramkan pikiran’! Setiap insan
sesungguhnya mencari kilesa sendiri, melekat kepada tubuh sekarang sehingga
menyuburkan kilesa, ketika kondisi sekarang tercerahkan maka kembalilah kepada
fenomena sifat Buddhata semula!
Mengenai pengulasan ketiga unsur sifat Buddhata yakni ‘tubuh’, ‘wujud’, dan ‘penggunaan’, Dharmaraja Lian Sheng mengambil contoh Suddharasmiprabhaguhya Buddha (淨光秘密佛/Jing Guang Mi Mi Fo) yang terdapat di Sutra Raja Agung Avalokitesvara, ‘tubuh’-Nya adalah sifat Buddhata, ‘wujud’-Nya adalah sinar suci rahasia, ‘penggunaan’-Nya adalah kekuatan Dharmabala! Wujud sejati sifat Buddhata adalah cahaya cemerlang tak terhingga tak terbatas. Suddharasmiprabhaguhya Buddha memaknakan sinar suci, Buddha yang sangat rahasia. Yang Mulia lebih lanjut mengumpamakan “Lonceng Vajra” : ‘tubuh’-nya adalah tembaga, ‘wujud’nya adalah lonceng vajra, ‘penggunaan’-nya adalah gemerincing suara! Yang Mulia berkata : “Sadhaka Tantrayana mesti menekuni penembusan nadi tengah, dengan pendayagunaan tetesan pembakaran api kundalini dan bindu membukakan cakra hati, membangkitkan cakra surya candra, diatasnya terdapat cahaya biru, ketika muncul keluar maka ini merupakan perwujudan sifat Buddhata.”
Mengenai “Longde”, Yang
Mulia berkata : “Seri ini mengulas mengenai ‘sinar terang’, ketika sadhaka memperoleh
pencapaian mata dewa, mata kebijaksanaan maka mampu melihat cahaya, jika di
sekujur tubuhnya terdapat sinar putih suci menandakan ia adalah seorang
sadhaka, apabila tubuh terdapat cahaya merah menandakan orang tersebut memiliki berkah karunia, ketika
seorang sadhaka berlatih hingga menembus nadi tengah, maka dihasilkanlah daya
guna, terwujudlah kekuatan Dharmabala… Membukakan cakra hati, membangkitkan
cakra surya candra, diatasnya terdapat cahaya biru, kemudian akan menyerap
seluruh cahaya dan melebur bersama cahaya sendiri, merupakan ‘tubuh manifestasi
cahaya pelangi’, ini merupakan alam pencapaian tertinggi Dzogchen (Red : Maha
Kesempurnaan Agung)!
“Padmasambhava Mahasattva berkata : ‘Segala berkah pahala berasal dari
bhadra kumbha’ (Red : pernapasan botol) Sadhaka menahan pernapasan melatih prana,
maka prana akan memasuki nadi tengah, kemudian akan menghasilkan daya kualitas,
cahaya cemerlang!”
Pembabaran Maha Guru mengenai makna terdalam “Dzogchen Tantrayana” pada
kesempatan ini, sungguh sebuah pelajaran yang langka dan bermakna agung, setiap
siswa memperoleh air Amrta berkat Dharmawacana Satya Buddha, semuanya kini merasakan
Dharmasukha yang tiada terkira. Kemudian Yang Mulia memberikan tanda tangan
pada buku karya tulisNya, sesi Dharmadesana kali ini pun memasuki penghujung,
segalanya lancar sempurna!
※Untuk membaca lebih banyak berita marilah bergabung di TBSky
Versi Mandarin : 【真佛天空新聞台】 http://www.tbnsky.info/
Versi bahasa Inggris : http://blog.udn.com/TBSkyNews
Versi bahasa Indonesia : http://tbskyindonesia.blogspot.com/
※Facebook Fanspage :
TBSky Chinese : https://www.facebook.com/nkingsky
TBSky English : https://www.facebook.com/TBSkyNews
TBSky Bahasa Indonesia : https://www.facebook.com/TBSkyBahasaIndonesia
No comments:
Post a Comment