【Warta TBSky】Buletin Arya Sheng-Yen Lu “Upacara Dharma Akbar Arya Pindola Bharadvaja” 24 Agustus : Arya Pindola adalah Ladang Berkah nomor Satu - Makna mendalam penekunan Jalan Arahat!
Liputan oleh V.A Hui Jun
Terjemahan kata Pindola adalah tiada bergerak, merupakan namaNya; Bharadvaja bermakna indra cemerlang, merupakan margaNya; sebutan singkatNya “Arya Pindola”. Ia atas amanat Buddha Sakyamuni senantiasa berada di dunia untuk menerima pujana persembahan, memberikan berkah kepada segenap insan, karena demikian Ia merupakan Ladang Berkah nomor satu.
Pada tanggal 24 Agustus 2013, Seattle Ling Shen Ching Tze Temple menyelenggarakan “Maha Upacara Akbar Buddha Amitabha pengikisan malapetaka dan penyeberangan arwah” bertempat di Meydenbauer Center, segenap penghormatan tertinggi memohon Yang Mulia Dharmaraja Lian Sheng memimpin Upacara Dharma beserta transmisi Maha Sadhana Arya Pindola.
Sehari menjelang Upacara Dharma, di atas angkasa Seattle Ling Shen Ching Tze Temple muncul barisan awan-awan panjang~Awan Alis Panjang, fenomena ini adalah daya adisthana Yang Mulia sehingga Adinata sejak semula telah hadir melindungi, fenomena ajaib di langit angkasa sungguh mengundang rasa takjub!
Jam 10 siang pada hari berlangsungnya Upacara Dharma, Maha Guru sejak awal telah tiba di Meydenbauer Center menandatangani lebih dari 700 buku, para umat yang datang dari tempat jauh memegang erat-erat buku kesayangan karya tulis Maha Guru dan penuh hormat memohon Maha Guru menorehkan tanda tangan, semua merasakan kebahagiaan dan menghargai baik-baik torehan tanda tangan ini. Daden Culture Taiwan menuturkan, semakin banyak buku-buku karya tulis Maha Guru menaiki peringkat laris di toko buku “Kingstone Bookstore” Taiwan. Bisa dilihat, karena upacara Dharma Maha Guru setiap akhir minggu sepanjang setengah tahun lalu di Taiwan, telah ikut mempublikasikan nama besar Maha Guru di toko-toko buku setempat!
Sebelum Upacara Dharma dimulai, Presiden “Sheng-Yen Lu Foundation” Dr. Fo-Ching Lu memberikan kata sambutan : Anak-anak yang hidup dibawah batas garis kemiskinan di seluruh dunia jumlahnya sangat banyak, semenjak Maha Guru merintis pendirian Sheng-Yen Lu Foundation, telah memberikan banyak bantuan terhadap masalah berkenaan. Tahun ini kami membuat video pendek bertemakan Amal Sosial untuk mempertunjukkan hasil karya kegiatan sosial. Kegiatan meliputi rehabilitasi pasca bencana alam internasional, memberikan bantuan kepada anak-anak yang hidup dalam kemiskinan dan menyekolahkan mereka… Tahun ini telah didonasikan sebesar US$24.000 kepada instansi-instansi terkait.
Kemudian dilanjutkan pemutaran video pendek hasil kegiatan-kegiatan sosial yang mengguncang segenap hadirin, dapat menyaksikan dengan lebih mendalam liputan langsung dan aktual karya amal terhadap berbagai organisasi-organisasi sosial.
Bahkan Acarya Lian Yue (蓮悅上師) yang membidangi Lotus Light Charity Society turut berdecak kagum memberikan sanjungan : “Usai melihat video singkat ini, bisa dilihat betapa besarnya daya cakupan Organisasi Sosial rintisan Maha Guru!”
Berikut adalah situs “Sheng-Yen Lu Foundation” : http://www.sylfoundation.org/chinese/get-involved/
Silahkan kepada anda semua bergabung dan mengunjungi situs di atas.
Acara selanjutnya adalah kata sambutan dari Bapak Gubernur Washington, Bapak Walikota Bellevue, Bapak Walikota Redmond, Bapak Deputi dan tamu undangan terhormat lainnya. Di antaranya, Bapak Liao Dongzhou dari Komite Urusan Amerika Utara yang baru menjabat memberikan kata sambutan : “Seattle Ling Shen Ching Tze Temple, dan Sheng-Yen Lu Foundation Maha Guru telah memberikan sumbangsih bantuan yang sangat besar kepada kehidupan masyarakat. Semoga Zhenfozong lebih sering lagi menyelenggarakan Upacara Dharma Akbar seperti ini, terlebih lagi ketika Maha Guru berada di Taiwan pada setiap minggunya pasti puluhan ribu orang memadati tempat Upacara Dharma. Sementara ini saya baru akan menjabat posisi baru di bulan Oktober. Saya pribadi sangat merasakan mendalam pengajaran Maha Guru, terpengaruh istri saya, kini saya pun lebih giat lagi menekuni bhavana serta beramal derma, saya berharap semoga dengan ini bisa memberikan dorongan semangat bagi kita semua.”
Pada pentahbisan Sila Bodhisattva umat perumah tangga, Maha Guru membabarkan Dharmadesana : “Dengan sinar cermin meng-adisthana anda semua, melenyapkan rintangan karma buruk, agar perbuatan kebajikan senantiasa bertambah berkelanjutan.”
Pada sesi pemberkatan pernikahan, Yang Mulia mengundang Namo Guru Akar Sakyamuni Buddha beserta segenap Buddha, Bodhisattva, Dharmapala memberkati 6 pasangan mempelai, memberikan berkah kurnia, agar sehati bersama berbudi pekerti mulia, usaha semakin berkembang, lekas memperoleh keturunan.
Menjelang Upacara Dharma Akbar penyeberangan arwah musim gugur dimulai, Acarya Lian Man (蓮滿上師) dari Seattle Ling Shen Ching Tze Temple mempersembahkan hatta kepada Yang Mulia Dharmaraja Lian Sheng sebagai wujud penghormatan tertinggi. Dalam atmosfir keagungan Upacara Dharma nan kental, Yang Mulia mengucapkan pelimpahan jasa pahala : “Sepenuh hati penghormatan kepada Buddha Amitabha Surga Sukhavatiloka Barat, Arya Pindola di gunung Mo Li India (天竺摩利山: Tian Zhu Mo Li Shan), memberkati makhluk alam baka terseberangkan ke Buddha Loka, segenap insan terelakkan dari malapetaka peroleh kemujuran, menambahkan berkah dan kebijaksanaan, meningkatkan buah kebajikan, meningkatkan buah penekunan, Adinata dan Bodhisattva agar senantiasa mengayomi memberikan berkat adisthana, Dharmapala senantiasa memberikan perlindungan.”
Usai upacara Dharma, Yang Mulia memberikan Dharmadesana berkenaan riwayat Arya Beralis Panjang (長眉尊者: chang mei zun zhe/Pindola) : “Hari ini semua makhluk alam baka yang datang seluruhnya telah dijemput Buddha Amitabha (umat bertepuk tangan meriah). Arya Beralis Panjang Pindola, ciri khasnya berada pada alis panjang. Asal usulnya, Ia merupakan Kepala dari 16 Arahat yang menetap di dunia. Anda cukup menjapakan ‘Tian Zhu Mo Li Shan Chang Mei Zun Zhe’ maka Ia segera akan tiba, karena ini adalah amanat dari Sang Buddha.”
“Ia merupakan pejabat besar Raja Udayana dari Kerajaan Kosambi, ketika tidak lama lagi akan menjabat menjadi perdana menteri, malah Ia kerap kali mengadili kesalahan-kesalahan Raja di hadapan pembesar kerajaan, karena demikian Raja menjadi sangat tidak senang sehingga memerintahkanNya menjalani hidup kebhiksuan, di belakang hari berjumpa dengan Buddha Sakyamuni sehingga Ia bersarana kepada Beliau dan menjalankan penekunan bhavana.”
Yang Mulia mengingati kehidupan masa lampau dan berkata : “Saya pernah pergi ke Gunung Grdhrakuta (靈鷲山 : Ling Jiu Shan) , di kala itu gua tempat persemayaman Arya Pindola berada di samping saya. Tetapi Dia kurang akur dengan Maudgalyayana, oleh karena kemampuan adikodrati Maudgalyayana sangat besar. Sebaliknya Dia akur dengan Maha Guru - Sariputra, oleh karena Maha Guru ada di kategori yang lembut. Masa itu Ananda suka meminta derma dari kaum bangsawan, Maha Kasyapa sebaliknya gemar meminta derma dari kaum papa, Sadhaka meskipun penampilan luarnya kurang akur akan tetapi semuanya sangat bersungguh-sungguh melatih penekunan Dhyana.”
“Kala itu seorang Setthi (Red: bendahara) murid dari 6 pertapa Thirtika (seluruhnya adalah bhiksu, tetapi praktik Dharma tidak benar) mengukir patra (mangkuk) dari kayu cendana dan dibagikan kepada setiap orang, diantaranya terdapat satu patra yang diukir dengan sangat indah, lalu digunakan untuk menguji murid Buddha Sakyamuni, ia menaruh patra tersebut di atas atap rumah, berkata siapa saja yang bisa mengambil patra ini maka akan menjadi miliknya. Saat itu seluruh murid Buddha Sakyamuni tidak mengeluarkan sepatah kata pun. Arya Pindola mengatakan sebaiknya Arya Maudgalyayana yang mengambilnya. Akan tetapi Arya Maudgalyayana berkata Buddha Sakyamuni telah menetapkan Sila Vinaya untuk melarang aksi demikian.”
“Namun Arya Pindola berkata tidak boleh kalah dengan pertapa Thirtika, lantas terbang tinggi mengambil patra tersebut dengan gerakan yang elok. Setelah Sang Buddha mengetahui hal ini mengatakan : “Arya Pindola, Anda telah melanggar dua kesalahan, pertama, patra kayu cendana adalah patra golongan Thirtika, mengambilnya untuk digunakan maka telah melanggar Sila. Kedua, Sadhaka menerima Sila di hadapan Buddha, akan tetapi malah mempertunjukkan kemampuan adikodrati di hadapan Setthi yang tidak menerima Sila maka telah melanggar Sila.”
“Arya Pindola tidak mengindahkan dan berdebat dengan Sang Buddha, kemudian Buddha mengasingkannya. Diturunkan ke benua Aparagodaniya (西牛賀洲: Xi Niu He Zhou) , yakni sebuah kawasan yang sangat barbar, setelah menjalani hukuman selama beberapa tahun, atas permohonan seluruh Maha Arahat barulah bisa kembali pulang, oleh sebab itulah Ia pulang kembali namun Buddha menghukumNya, di masa mendatang menyertai 16 Arahat menetap di dunia ~Gunung Mo Li India.”
“Semasa Sang Buddha menetap di dunia banyak sekali sadhaka memperoleh keberhasilan pencapaian Arahat, seperti ‘500 Arahat' memaknakan ‘sangat banyak’. Dulu ketika saya mengunjungi Kuil Todaiji di Kyoto-Jepang, saya melihat wujud halus Arya Pindola duduk didalam pratima, melihat saya kedua mataNya memancarkan cahaya yang sangat terang, saya memberitahu beberapa umat dalam rombongan boleh mengusap tubuh Pratima sesuai letak penyakit untuk memberkati kesembuhan sesuai letak penyakit tersebut, Luo Reliang langsung memanjat naik mengusap posisi yang sama dengan letak penyakitnya sehingga penyakit maag kronisnya segera sembuh total! Dulu dia tidak boleh memakan nenas, sekarang satu biji mampu dimakan habis. Karena demikian di alam manusia Ia disebut sebagai ‘Ladang Berkah nomor satu’, disebut sebagai ‘Bhiksu Suci’. Apabila anda mohon kepadaNya jodoh pernikahan berkah kesejahteraan, pelenyapan derita penyakit, pelenyapan rintangan perseteruan… Ia mampu membantu anda seluruhnya.”
“Besok kita menghaturkan permohonan supaya Arya Pindola turun ke pratima Arya Pindola di Rainbow Temple, sehingga bagi yang mengusap pratima tersebut akan memperoleh kontak yang mujarab.”
Selanjutnya, Yang Mulia menerangkan ‘Bhavana Arahat’ yang sangat berharga, Yang Mulia berkata : “Setelah Buddha Sakyamuni menjadi bhiksu, lalu menjalani pertapaan ekstrim selama 6 tahun di gunung es namun tiada memperoleh Penerangan Agung, kemudian Ia tiba di bawah pohon bodhi dan mengucapkan ikrar : Jika tidak memperoleh Penerangan Sempurna tidak akan bangkit dari tempat duduk. Selanjutnya, setelah Sang Buddha mencapai Penerangan Sempurna Ia pergi ke Taman Rusa menyadarkan 5 bhiksu, ini adalah pemutaran Roda Dharma pertama oleh Buddha Sakyamuni di tempat yang dihuni rusa, isi pengajaran tersebut adalah mengajarkan agar anda mengenali hakikat sejati keduniawian. Pemutaran Roda Dharma pertama : 4 Kesunyataan Mulia~Penderitaan, Sebab Penderitaan, Lenyapnya Penderitaan, Jalan Pelenyapan Penderitaan.”
“Hari kemarin yang masuk ke dalam ruang konsultasi banyak sekali yang mengidap penyakit berat, penyakit adalah penderitaan. Ketika usia lanjut baru mengetahui penderitaan usia renta (gerakan melambat, kerap kali melupakan sesuatu… sudah tua baru mengetahui). Jadi, apabila saya jatuh koma tidak perlu ditancapkan pipa pembantu pernapasan, saya dan Guru Dhara telah menandatangani perjanjian, apabila menjelang ajal akan dihadapi dengan kondisi elegan.”
“Kehidupan manusia juga menderita apabila memiliki uang banyak, karena pemerintah akan mengenakan pajak, jika tidak mempunyai uang lebih menderita lagi, penderitaan lebih banyak dibandingkan kesenangan, hendaklah menuntaskan penderitaan, janganlah merosot hingga ke Tiga Alam Sengsara duniawi.”
“Didalam kamar saya letakkan 9 tengkorak Kapala, saya katakan mau tidur 20 menit, segera saja respons ketika waktunya tiba. Semua Kapala ini saya perhatikan setiap hari, mereka senantiasa memberikan respons sesuai permohonan dan membangunkan saya dari tempat tidur.”
“Asal manusia adalah jelmaan dari cacing. Perpaduan antara cacing panjang dan cacing bundar. Hendaklah dicermati pada tubuh manusia ada kotoran mata, kotoran hidung, kotoran telinga, ludah, air urin, kotoran tinja, bau amis organ tubuh… Dengan metode ini mengerjakan penekunan Asubha bhavana (不淨觀: bu jing guan/meditasi pada kejijikan). Penekunan 16 Wujud Rupa (Sodasakara), laku pertapaan keras (Dhuta-guna), mengenakan pakaian kotor, mengemis makan, menjalankan Sila tidak memasak makanan sendiri, tidak makan lewat tengah hari, tidak duduk menyantap makanan, tidak makan berlebihan, visualisasi objek kekotoran tinja, air urin, tinggal di biara, di pekuburan, bermeditasi di bawah pohon, senantiasa duduk tidak berbaring. Tidak boleh berbincang dengan wanita, mata tidak boleh melihat wanita, berbicara kurang dari 3 patah kata. Apakah anda mampu mengerjakannya? Bahkan Arahat pun tidak berhasil ditekuni hendak bagaimana menekuni Bodhisattva?”
Yang Mulia menerangkan mantra hati Adinata : “Menekuni sadhana Arya Pindola, sadhaka akan keluar melampaui Triloka, mudra Adinata adalah Vajra Anjali. Makna mantra hati Adinata : bersarana kepada Buddha Sakyamuni, segalanya berpulang kembali kepada kesucian.”
Mengenai inti utama penekunan ‘Arahat’, Yang Mulia berkata : “Buddha pertama kali memutarkan Roda Dharma di Taman rusa, mengajarkan Dharma penekunan Arahat. Hari ini saya ingin menyampaikan kepada anda semua sebuah kalimat yang paling penting : Kita semua tidak boleh menyakiti orang lain, jika tidak akan menanggung karma vipaka masing-masing. Jika tindakan anda menyinggung orang maka bearti menyakiti pihak lain. Tidak menyakiti orang lain barulah bisa menjadi Arahat.”
“Kehidupan suami istri umumnya pun akan saling menyakiti, pemakaian bahasa yang saling menyinggung, keadaan demikian tidak mempunyai kualitas menjadi Arahat. Andaikata penekunan batin anda menghasilkan duri di sekujur badan, maka tiada akan bisa mencapai buah Arahat pula.”
“Saya pada hari ini berkata kepada Arya Pindola : Anda adalah Ladang Berkah nomor satu, dimana saja bagian usapan orang terhadap Anda, maka Anda berkatilah bagian tersebut. Saya dan Arya Pindola seperti kakak beradik, di kala itu kami berdua telah berhasil dalam pencapaian sebagai Maha Arahat.”
Maha Guru dengan penuh intens membabarkan Dharma, menyebabkan seluruh siswa terinspirasi mendalam, senantiasa berbekas di hati seluruh siswa. Suara tepuk tangan riuh rendah, mengungkapkan rasa terimakasih tak terbatas atas budi mulia Maha Guru! Selanjutnya, Acarya Lian Zhe dan Acarya Lian Seng (蓮者與蓮僧上師) memimpin acara lelang amal pusaka Silsilah Maha Guru. Benda lelang amal pertama adalah ‘Foto Wujud Representasi’ Maha Guru, yang bermakna sama seperti membawa serta Maha Guru pulang ke rumah, mudra yang diperagakan pada foto ini adalah Dharmacakra Mudra. Benda kedua adalah sarira Gyalwa Karmapa ke-16 dan sarira Maha Guru yang dahulu diperoleh semasa bangun dari peristirahatan. Hasil lelang amal dua benda pusaka ini akan didonasikan kepada Sheng-Yen Lu Foundation serta untuk seluruh biaya penyelenggaran Maha Upacara Dharma kali ini. Dan terakhir seluruh umat memasuki altar Mandala dengan tertib untuk menerima Abhiseka Adinata yang hanya ditransmisikan satu kali sepanjang hayat, setiap orang dilimpahi perasaan sukacita, diliputi rasa kebahagiaan tak terhingga, segalanya berjalan lancar sempurna. Kemudian usai Upacara Dharma di atas langit angkasa sekitar Meydenbauer Center telah terpotret Awan Alis Panjang, menandakan kehadiran Sang Adinata, sungguh fenomena yang hebat nan ajaib!
※Sumber Terjemahan : http://www.tbnsky.info/index.php?option=com_content&task=view&id=459&Itemid=1
※Untuk membaca lebih banyak berita marilah bergabung di TBSky
Versi Mandarin : 【真佛天空新聞台】 http://www.tbnsky.info/
Versi bahasa Inggris : http://blog.udn.com/TBSkyNews
Versi bahasa Indonesia : http://tbskyindonesia.blogspot.com/
※Facebook Fanspage :
TBSky Chinese : https://www.facebook.com/nkingsky
TBSky English : https://www.facebook.com/TBSkyNews
TBSky Bahasa Indonesia : https://www.facebook.com/TBSkyBahasaIndonesia
No comments:
Post a Comment