【Warta Upacara Homa Dharmaraja Lian Sheng 4 Agustus】Pelindung Dharma Terunggul Veda Dharmapala, Makna Mendalam ‘Nyingthig’ Seri Mennagde Sadhana Dzogchen
Yang Mulia Dharmaraja Lian Sheng pernah membabarkan --- Riwayat asal nan hebat Veda Dharmapala : “Tiada insan yang tidak mengenali Bodhisattva Veda Dharmapala, tiada yang tidak mengetahui, tanganNya memegang Tongkat Vajra Penakluk Mara, ada pratimaNya, ada mantra hatiNya, ada mudraNya, maka terwujudlah sebuah tata ritual penekunan Sadhana.”
“Dimanakah letak kemuliaan Veda Dharmapala? Penuturan ringkasnya, kelak di masa seribu Buddha Bhadra Kalpa (未來賢劫千佛) , Buddha yang Pertama dari angkatan pertama seribu Buddha adalah “Buddha Padmaprabha” (華光佛: Hua Guang Fo). Seribu Buddha angkatan kedua, Buddha yang Pertama, adalah bergelar “Buddha Rudita”. (樓至佛: Lou Zhi Fo) , banyak yang tidak tahu siapakah Buddha Rudita, Ia yakni adalah “Bodhisattva Veda Dharmapala”. Seribu Buddha angkatan ketiga, Adinata Pertama, Buddha Rudita adalah Maitreya Bodhisattva --- Buddha Maitreya. Jadi asalNya sangat agung.”
“Bodhisattva Veda Dharmapala kelak di masa mendatang adalah Buddha Rudita, jadi akan mencapai keBuddhaan, tiada sesuatu yang tidak dicakupiNya. Ia mampu memberi adisthana perlindungan terhadap setiap insan, bertubuh sehat; segala persoalan apapun, lancar terkabulkan sesuai niat hati; Ia mampu menjemput arwah makhluk alam baka, agar diseberangkan ke alam suci Buddha Loka; Ia memancarkan cahaya adisthana kepada kita semua sehingga memperoleh berkah rejeki dan penambahan kebijaksanaan, menyempurnakan aspek kewibawaan dan cinta kasih; Di saat bersamaan, Tongkat Penakluk Mara Bodhisattva Veda Dharmapala, mampu melenyapkan seluruh rintangan permusuhan, segala arwah penagih hutang di sekeliling , semuanya buyar sirna.”
Mantra hati Bodhisattva Veda : “Om. Wei Tho Thian To. Ma Ha Thian Tho. So Ha.”
“Umumnya bagian depan Vihara di Taiwan, ada dua Dharmapala besar, yang pertama adalah Bodhisattva Veda Dharmapala, yang kedua adalah Bodhisattva Sangharama Dharmapala. Asalkan vihara yang berada di daratan Tiongkok, ketika kita menginjakkan kaki ke dalam ruangan pertama dari gerbang utama, ketika masuk ke pintu ruangan utama, pertama-tama yang kita lihat pasti adalah Catur Maharaja Kayika, yakni Vaisramana, Dhritarastra, Vidradhaka, Virapaksa : Empat Dewaraja Langit; sedangkan yang berada di depan Catur Maharaja Kayika pasti adalah Maitreya Bodhisattva, yakni Buddha di masa akan datang. Selanjutnya, di bagian belakang, pasti bisa melihat Bodhisattva Veda Dharmapala, tepat di seberangNya, pasti adalah ruangan Bhaktisala; didalamnya terdapat Pratima dengan mempersemayamkan seperti Sakyamuni Buddha, Bhaisajyaguru Tathagata, Amitabha Buddha.”
Pada tanggal 4 Agustus 2013 Dharmaraja Lian Sheng Maha Guru Sheng-Yen Lu bertempat di Seattle Rainbow Temple memimpin upacara Dharma Bodhisattva Veda Dharmapala.
Yang Mulia dalam Dharmadesana terlebih dahulu mengenalkan Adinata : “Sosok pratima Bodhisattva Veda di Vihara terdapat dua penampilan wujud, yang pertama menaruh Tongkat Penakluk Mara di antara siku lengan, menandakan Vihara ini ada tempat untuk menginap ; tampilan kedua yakni Tongkat Penakluk Mara ditekan di bawah telapak tangan, wujud ini menandakan disini tiada tempat menginap. Bodhisattva Veda di masa akan datang mencapai keBuddhaan adalah menjadi Adinata Pertama dari angkatan kedua Seribu Buddha bergelar “Buddha Rudita”, Bodhisattva ini sangat agung mulia, Ia memiliki kesempurnaan kekuatan Maha Dharmabala.”
“Ketika Buddha Sakyamuni mencapai Maha Parinirwana dan setelah proses kremasi (Jhapita), menghasilkan banyak relik sarira, kala itu ada sesosok makhluk bhuta (hantu), yang disebut sebagai “Hantu Berkaki Cepat” , Mereka datang mencuri relik sarira Buddha, kemudian kabur secepat kilat. Saat-saat genting tersebut muncullah Bodhisattva Veda, kemampuan adikodrati ‘Kaki Dewa’ (Red : Rddhi Saksatkriya) Bodhisattva adalah yang terunggul, segera Bodhisattva Veda menggunakan kemampuanNya terbang menangkap seluruh hantu berkaki cepat tersebut, maka seluruh butir Sarira akhirnya dapat diperoleh kembali. Inilah Bodhisattva Veda Dharmapala. Hanya Bodhisattva Veda memiliki kesempurnaan penembusan Kaki Dewata, sekejap saja merebut kembali seluruh Sarira, sehingga di alam manusia, Negeri Buddha barulah ada Sarira untuk diberikan pujana penghormatan.”
Dan tempat kremasi Sang Buddha adalah Kushinagar, yakni merupakan lokasi dimana Bodhisattva Veda mengejar kembali Sarira Sang Buddha. Mengenai sebab pertalian kedatangan pratima Bodhisattva Veda dan Arya Sangharama di altar Homa Seattle Rainbow Temple, Yang Mulia Dharmaraja Lian Sheng mengungkapkan : “Kedua pratima Dharmapala ini tidak dipesan khusus oleh Vihara Leizangsi, kedua pratima ini adalah persembahan dari香港十方同修會Cetya Shi Fang Tongxiuhui (Lotus Light Charity Society Hongkong), wujud Pratima ini gagah dan berpenampilan agung, bisa dilihat dibuat dengan hati yang seksama, kaitan nidana seperti ini sangat istimewa!”
Maha Guru Dharmaraja Lian Sheng berkata : “Bodhisattva Veda di masa akan datang akan mencapai keBuddhaan sebagai Buddha Rudita ---- Bodhisattva Veda mewujudkan sendiri sebuah Dewa Loka, jadi disebut sebagai Yang Arya Veda Devaloka pula, alam dewa ini lebih tinggi daripada letak alam dewa Catur Maharajakayika; di seluruh Vihara aliran Mahayana pasti ada pratima Bodhisattva Veda, Ia adalah Pengayom Utama Vihara Buddhis, bagi umat yang menjadi donatur upacara Homa Adinata ini tidak akan perlu khawatir tidak mempunyai tempat tinggal, di setiap Kuil Vihara pasti ada tempat anda, anda pergi ke restoran memesan tempat pasti ada tempat anda, bahkan meskipun tempat telah habis dipesan, akan ada pula orang yang akan membatalkan pesanan, maka tempat duduk ini menjadi kepunyaan anda, hingga di Buddha Loka, akan berada pula tempat anda, jika anda ingin menuju ke Buddha Loka tertentu, Ia bisa mengurusnya untuk anda, kemanapun pasti akan ada tempat untuk menginap, dan terlebih lagi, Ia sangat hebat menangkap pencuri, maka keadaan rumah menjadi aman tenteram, tidak akan ada pencuri datang mengusik.”
Yang Mulia kemudian membabarkan : “Adinata upacara Homa selanjutnya adalah “Arya Sangharama”, Ia adalah Dharmapala agama Buddha, di agama Tao Ia dipandang sebagai Yu Huang Da Di (Kaisar Langit) dan Xuan Ling Gao Shang Di, orang Kanton menganggapnya sebagai dewa rejeki, di daerah Kanton setiap pertokoan mempersemayamkan PratimaNya, Arya Sangharama selain mampu melindungi rumah, juga bisa dimohon rejeki, Ia adalah Dewa Dharmapala pelindung Vihara, sangat hebat, sedangkan kata “Sangharama” sendiri bermakna “Kuil/Biara”.
Selanjutnya, Maha Guru Dharmaraja Lian Sheng meneruskan pengulasan Seri Kunci Instruksi Penekunan (Mennagde) dari “Sadhana 9 Tingkat Dzogpa Chenpo - Dzogchen”.
“Saya ambil dulu satu contoh, ada siswa yang menembakkan panah (Red: Istilah Zen/mengungkapkan pencerahan diri) , jawaban yang diberikan sudah sangat bagus, penafsirannya juga tidak keliru, namun tetap saja tidak dipaparkan bagian yang terpenting, kiranya anda tidak perlu menggunakan istilah-istilah Buddhisme, cobalah dijawab “mengapa kerisauan batin (kilesa) adalah hal yang tidak nyata”, memberikan pembuktian bahwa Kilesa adalah suatu delusi, inilah aspek “Trekcho” (澈卻). “
“Nyingthig” (寧提) adalah intisari terutama, yakni memaknakan sumsum saripati hati, hendaknya kita ketahui, bahwasanya “Nyingthig” adalah yang terutama, setiap orang yang mempelajari ajaran Buddha hendaklah melihat, hendaknya mengetahui, Arya Padmasambhava menurunkan “Khandro Nyingthig” (空行寧提) , Vimalamitra menurunkan “Vima Nyingthig” (毘瑪寧提), kemudian terakhir Arya Longchen Rabjampa menggabungkan kedua Nyingthig kemudian dihimpun menjadi “Longchenpa Nyingthig” (龍欽巴寧提), apakah yang dimaksud sebagai Nyingthig, yakni didalamnya terdapat banyak bagian-bagian penting, tetapi para Guru sesepuh hanya menuliskan beberapa daripadanya agar sadhaka perlahan-lahan datang mempelajarinya, supaya sadhaka menyibakkan makna hakiki didalamnya. Didalam Nyingthig juga mencakupi aspek “Trekcho” (Pemutusan Seketika), pada bagian Nyingthig memberikan penerangan yang sangat jelas, seperti pengibaratan apabila pakaian dilepaskan maka ternampaklah tubuh asal mula, namun pada bagian ini tidak hanya melepaskan semua pakaian anda saja, melainkan segenap Nafsu, Kilesa di batin sadhaka juga turut ditanggalkan seluruhnya, yakni segenap pikiran semu, segala nafsu kemelekatan duniawi, tidak bersukacita, membenci, cemburu, iri hati, kesemua sifat batin ini ditanggalkan seluruhnya, terwujudkan menjadi Tiada Niat Pikiran (無心), Pikiran berada dalam kondisi Kekosongan seutuhnya.”
“Togal (脫噶), memaknakan pemunculan cahaya terang, Buddhata (Red: sifat keBuddhaan) akan bermanifestasi menjadi sebuah cahaya terang dan itulah Togal, apabila menyucikan nadi tengah sehingga bersih tak tersumbat maka akan menghasilkan cahaya terang, apabila menyucikan bindu sehingga bersih maka akan menghasilkan cahaya terang, dengan api kundalini membakar habis Kilesa, maka cahaya terang akan terpancarkan, apabila berniat supaya cahaya terang memperoleh kesinambungan maka haruslah melalui penekunan bhavana.”
“Pokok terutama laku bhavana adalah “segenap jiwa raga hendaklah berpaling kepada Buddha”, jangan berada dalam kerisauan batin demi perkara keduniawian, tujuan terutama tiada lain adalah untuk mencapai keBuddhaan, segala masalah di duniawi ini tidak lain agar anda menekuni bhavana mempelajari ajaran Buddha sehingga keadaan sekeliling berubah menjadi lebih baik, janganlah menaruh kerisauan batin terhadap masalah rumah tangga ataupun urusan asmara, Nyingthig tiada lain mengajari anda agar segenap jiwa raga berpaling kepada Buddha dijadikan sebagai tujuan yang paling utama.”
“Pokok kedua laku bhavana adalah hendaklah mampu memperoleh “Penyempurnaan Bekal”, dalam kehidupan sehari-hari kita memerlukan uang, meskipun hanya mendekorasi altar mandala, membeli bahan persembahan, semuanya ini memerlukan uang, untuk itu diperbolehkan menekuni Sadhana Jambhala, mengupayakan agar berkah kita semakin bertambah, mengupayakan agar bekal materi kita tersempurnakan, mengenai diri seorang sadhaka Tantrayana seyogyanya memiliki altar mandala yang agung sebagai tempat menekuni bhavana, sehingga bisa menimbulkan kegembiraan hati anda, aspek semua ini tergolong kepada faktor “bekal eksternal”; sedangkan pada faktor “bekal internal” hendaklah menekuni bekal pembebasan hayat menuju Buddha Loka, faktor ini menitikberatkan penekunan penyucian batin anda, menekuni pahala berderma, sehingga secara keseluruhan pada faktor internal, maupun pada faktor bekal eksternal mampu memperoleh kesempurnaan, mampu melakukan Rupa Dhana (derma materi), Dharma Dana, Abhaya Dana (fearless/tanpa gentar), keseluruhan dari semuanya ini merupakan makna seluruh aspek memperoleh kesempurnaan, menolong memberi derma kepada insan termasuk pula sebagai bekal internal, pada pelatihan bekal internal hendaklah juga dimengerti pengikisan segala bentuk karmawarana, hendaklah mengikiskan segala karmawarana pada masa lampau, dengan demikian inilah Penyempurnaan Bekal.”
Terakhir, Yang Mulia Dharmaraja Lian Sheng menggunakan sebuah perumpamaan sebagai penutup untuk upacara Dharma kali ini, Maha Guru berkata : “Seumpama gadis di masa muda parasnya jelita, tiba di usia pertengahan penampilannya menjadi terhormat dan berkarakter baik, setelah di usia senja tampil menjadi lansia yang berhati lembut, keadaan seperti ini biasanya rintangan karma buruknya lebih minim; sementara itu pada yang rintangan karma buruknya lebih berat kondisinya akan tampil tepat sebaliknya, sedangkan untuk mengikis rintangan karma buruk haruslah dengan penekunan bhavana, menekuni sadhana Yidam, penggunaan 3 cahaya untuk mengikis rintangan karma buruk anda inilah yang disebut sebagai laku bhavana.”
Setelah Dharmadesana usai, segenap umat dengan suasana meriah bertepuk tangan berterimakasih atas budi agung pembabaran Dharmadesana luhur oleh Yang Mulia Maha Guru Dharmaraja Lian Sheng. Kemudian, lamat-lamat lantunan suara mantra hati “Om. Wei Tho Thian To. Ma Ha Thian To. So Ha.” berkumandang, setiap umat hadirin dengan sepenuh hati khusyuk bervisualisasi serta secara berurutan menerima inisiasi abhiseka “Bodhisattva Veda Dhamapala oleh Dharmaraja Lian Sheng yang welas asih”. Upacara Dharma segalanya berjalan baik sempurna. (Sumber : web TBSN)
※Sumber Terjemahan : http://blog.udn.com/nking/8108100
※Untuk membaca lebih banyak berita marilah bergabung di TBSky
Versi Mandarin : 【真佛天空新聞台】 http://www.tbnsky.info/
Versi bahasa Inggris : http://blog.udn.com/TBSkyNews
Versi bahasa Indonesia : http://tbskyindonesia.blogspot.com/
※Facebook Fanspage :
TBSky Chinese : https://www.facebook.com/nkingsky
TBSky English : https://www.facebook.com/TBSkyNews
TBSky Bahasa Indonesia : https://www.facebook.com/TBSkyBahasaIndonesia
※Untuk membaca lebih banyak berita marilah bergabung di TBSky
Versi Mandarin : 【真佛天空新聞台】 http://www.tbnsky.info/
Versi bahasa Inggris : http://blog.udn.com/TBSkyNews
Versi bahasa Indonesia : http://tbskyindonesia.blogspot.com/
※Facebook Fanspage :
TBSky Chinese : https://www.facebook.com/nkingsky
TBSky English : https://www.facebook.com/TBSkyNews
TBSky Bahasa Indonesia : https://www.facebook.com/TBSkyBahasaIndonesia
No comments:
Post a Comment