Wednesday, October 23, 2013

【Warta Dharmadesana Arya Sheng-yen Lu 20 Okt 2013】Empat kondisi Nirwana pencapaian sadhana Dzogchen


【盧勝彥尊者10月20日開示新聞】修證大圓滿法的四種涅槃境界
【Warta Dharmadesana Arya Sheng-yen Lu 20 Okt 2013】Empat kondisi Nirwana pencapaian sadhana Dzogchen

Tanggal 20 Oktober 2013, Arya Dharmaraja Liansheng Sheng-yen Lu di Seattle Ling Shen Ching Tze Temple, memimpin Maha upacara homa Hevajra.

Usai upacara Dharma, Maha Guru memperkenalkan adinata upacara homa minggu depan adalah Maha Mayuri Vidyaraja.

Maha Guru membabarkan : Maha Mayuri Vidyaraja adalah cikal bakal penetralisir racun. Karena “Merak” (Mayura) semakin beracun benda makanannya, bulu-bulunya akan menjadi semakin indah, diantara seluruh Vidyaraja yang lain Ia adalah yang paling indah nan elok, karena Ia termasuk Adinata utama di sisi maternal aliran Tantrayana.

Melatih sadhana ini bisa menetralisir racun, panjang umur dan sehat bebas leluasa. Merak adalah satu-satunya makhluk fauna yang boleh memakan racun, hakikat utamaNya ialah akan menolong insan yang tubuhnya mengandung racun.

Selanjutnya Maha Guru memperkenalkan Adinata pada upacara Dharma ini “Hevajra” : Hevajra memiliki daya kekuatan penunduk 4 jenis Mara (Catvari-Mara), yakni Mara pergolakan batin (Kilesa-Mara), Mara kematian (Mrtyu-Mara), Mara penyakit * (Skandha-Mara) dan Mara langit (Devaputra-Mara). Maha Guru sudah pernah menuliskan sebuah buku pengulasan berkenaan Hevajra (yaitu buku berjudul ‘大樂中的空性’/Sunyata dalam Maha Sukha) , didalamnya banyak menerangkan makna mendalam penekunan sadhana Hevajra, Ia bisa menyirnakan segala penyakit, menundukkan segala binatang buas, memberikan segala ratna mustika, memperoleh 8 Kuasa Maha Leluasa, menggenggam kuasa atas bumi langit beserta surya candra. Buku diktat Hevajra ini telah dibabarkan selama 5 tahun oleh Maha Guru, untuk itu pada kesempatan upacara Dharma ini tidak kembali dikupas.

(*Red: pada buku-201 ‘大樂中的空性’/Sunyata dalam Maha Sukha, Maha Guru lebih jelas menerangkan bahwa salah satu dari 4 Mara di atas disebut ‘五陰魔’: Mara Panca Skandha)

Kemudian dalam pembabaran Dharma “Sadhana 9 tingkat Dzogchen”, Maha Guru membabarkan konsep pandangan seorang sadhaka Tantrayana terhadap kehidupan dan kematian :

Sang Buddha telah membabarkan begitu banyak pengajaran berkenaan tentang pelampauan fenomena kematian, karena esensi kematian lebih penting dibandingkan hidup, di dunia ini hal yang paling adil adalah kematian, benda material dapat dimiliki akan tetapi tidak senantiasa bisa memiliki jiwa kehidupan. Maha Guru tidak memikirkan masa lampau, masa kini, masa akan datang, tidak memikirkan apapun, karena bangunan rumah semegah apapun, mobil semewah apapun sama juga akan rusak apalagi tubuh fisik manusia ; tidak menyoal sosok rupawan, buruk rupa, status terhormat ataupun yang paling hina dina, ketika ajal telah menjemput maka sukar menghindari kematian, semuanya ini adil dan sama rata. Vihara Sangharama sejati Maha Guru berada di atas langit, bukanlah berada di alam duniawi, di alam duniawi tiada Vihara yang kekal abadi, Zhenfozong, Sheng-yen Lu… Untuk itu pandangan Maha Guru sangat terbuka seluruhnya adalah baik adanya, dengan demikian musnahlah Kilesa-Mara!

Maha Guru berpandangan sebenarnya kematian adalah sejenis pembebasan. Hal yang paling adil di kolong langit ini adalah kematian, setiap orang niscaya menghadapinya, untuk itu insan hendaknya tidak gentar kepada Mara kematian, sepanjang diri anda tetap berada di dalam keteguhan hati pada Jalan Penerangan (Maggacitta) maka tiada hal apapun yang patut ditakutkan, ketika tiba saatnya secara alamiah Mulacarya, Adinata, Dharmapala anda akan datang menjemput anda, pasti memperoleh keberhasilan.

Selanjutnya, Maha Guru menerangkan 4 kondisi Nirwana pencapaian sadhana Dzogchen :

1. Kematian peringkat satu – membangkitkan api kundalini, meningkatkan suhu api kundalini yang semulanya sejuk hingga ke tingkatan suhu berpanas tinggi yang sanggup melumerkan emas, perak, perunggu, sekujur tubuh terbakar habis, tidak tersisa sedikitpun. Pada saat ini sifat keBuddhaan internal telah menyatu bersama sifat keBuddhaan di langit. Inilah kematian tingkat Kesempurnaan Agung (Dzogchen), baru layak disebut sebagai mengendalikan hidup dan mati sendiri.

2. Kematian peringkat kedua – Mengubah seluruh unsur tanah, air, api, angin diri menjelma menjadi cahaya, telah melihat sifat keBuddhaan diri menjelma menjadi cahaya berwarna biru, kemudian memancarkan cahaya diri sendiri keluar ke seluruh pori-pori tubuh…. Meluap-luap keluar dari seluruh pori-pori tubuh. Di tengah-tengahnya dan yang terpenting terdapat cahaya Sifat keBuddhaan yang bagaikan sebatang panah terbang melesat menuju cakrawala angkasa nan luas, sifat keBuddhaan anda seketika menerobos ubun-ubun kepala diri sendiri dan terbang melesat menuju alam suci Buddhaloka mencapai keBuddhaan spontanitas, kemudian meninggalkan Sarira seutuh badan.

Sadhana Dzogchen bisa melihat sifat keBuddhaan diri sendiri karena Panca Cakra telah terbuka seluruhnya, sifat keBuddhaan berada di tengah-tengah cakra hati, panjangnya seperti ruas jari berwarna biru yang menjelma ibarat sebatang panah yang melesat menerobos ke atas langit melalui nadi tengah. Seperti : Patriark ke-6 Huineng, dan Master Zen Shitou Xiqian, adalah contohnya.

3. Kematian peringkat ketiga – menggunakan cahaya tubuh diri sendiri. Semua bagian internal tubuh bisa memancarkan cahaya, unsur tanah mempunyai cahaya tanah (berwarna kuning), unsur air mempunyai cahaya air (berwarna hijau), unsur api mempunyai cahaya api (berwarna merah), unsur angin mempunyai cahaya angin (berwarna biru), dan adapula cahaya sukma, serempak menjelma menjadi cahaya panca warna bergemerlapan di tubuh anda. Pada saat ini jika anda duduk bermeditasi, saat itu pula akan diiringi gemerlap cahaya tersebut, cahaya tersebut ibarat seperti memenuhkan minyak~cahaya pelita akan semakin berkilau gemerlap… sangat berkilau menerangi tubuh anda. Melatih sadhana Dzogchen ada hukum hetu-phala (Red: mata rantai yang terdiri dari sebab lampau dan buah yang sekarang) disebabkan melatih unsur tanah, air, api, dan angin pada masa mendatang akan menghasilkan cahaya, untuk itu jika terjadi kemunculan cahaya ketika mangkat menandakan bahwa anda telah mencapai Nirwana.

4. Berubah menjadi cahaya pelangi – cahaya pelangi berasal dari unsur tanah, air, api, angin, dan unsur Sunya, serta karmawarana/benda material/kebiasaan yang berada di tubuh. Setiap orang mempunyai sifat kebiasaan dan karmawarana sedari kelahiran-kelahiran lampau. Mewujudkan seluruh Panca Skandha (rupa, perasaan, pikiran, perbuatan, kesadaran) menjelma menjadi 5 jenis warna, kemudian mengubah karmawarana sedari banyak kelahiran lampau ditambah dengan sifat kebiasaan diri sendiri menjelma menjadi cahaya pelangi, pada saat ini muncullah cahaya pelangi di tengah angkasa. Guru sesepuh ajaran Dzogchen di aliran Tantrayana kita (semisal : Padmasambhava, Sri Simha, Manjushrimitra) semuanya naik ke atas langit dengan menjelmakan diri menjadi cahaya pelangi.

Jika ada meninggalkan butir sarira, hal ini menandakan pada masa mendatang masih mau datang kembali ke alam duniawi untuk menyelamatkan insan.

Sadhana Dzogchen bisa mengubah seluruh karmawarana sedari banyak kehidupan lampau serta seluruh Panca Skandha menjelma menjadi cahaya pelangi, serta bisa memanifestasikan tubuh jelmaan di luar raga, mengambil sedikit bagian dari tubuh dijelmakan menjadi sosok yang lain, pergi menolong insan. Seperti para Adinata yang kita tekuni, semuanya adalah manifestasi dari penjelmaan demi penjelmaan.

Jika memahami kondisi Nirwana pada sadhana Dzogchen aliran Tantrayana, maka akan mengerti bahwa keberhasilan sadhana Dzogchen aliran Tantrayana mengandung sedemikian banyak puncak penerobosan. Beberapa wujud kematian diatas juga adalah kulminasi tertinggi dari segala puncak penerobosan. Kematian seorang Maha Siddha sepenuhnya bebas leluasa dalam kendali dirinya sendiri serta bersifat kekal selamanya.(TBSkyBahasaIndonesia).

Terimakasih kepada Vivien shijie atas rangkuman intisari Dharmadesana ini, Pahala tak terhingga.

~~~~~~~~~~~~~~~~

【TBSky Bahasa Indonesia】Setiap hari menyediakan warta berita terbaru, artikel pelimpahan jasa untuk kepedulian terhadap sesama insan, perenungan Silsilah melalui Petuah Emas dan Dharmadesana Yang Mulia Mulacarya Lian Sheng, serta berbagi foto agung para Buddha Bodhisattva!

Silahkan menekan tombol ‘LIKE’ di halaman utama Facebook Fanspage “TBSkyBahasaIndonesia”, untuk memudahkan notifikasi setiap kali adanya berita terbaru ke hadapan Anda!

※Facebook Fanspage :
TBSky Chinese : https://www.facebook.com/nkingsky
TBSky English : https://www.facebook.com/TBSkyNews
TBSky Bahasa Indonesia : https://www.facebook.com/TBSkyBahasaIndonesia


No comments:

Post a Comment